Menuju konten utama

PKS & Gerindra Mengincar Wagub Jakarta yang Ditinggalkan Sandiaga

Koalisi parpol di Indonesia susah lepas dari konsekuensi bagi-bagi jabatan.

PKS & Gerindra Mengincar Wagub Jakarta yang Ditinggalkan Sandiaga
Anies Baswedan berjabat tangan dengan Sandiaga Uno usai pengunduran diri Sandiaga sebagai Wagub DKI Jakarta di Balai Kota, Jakarta, Jumat (10/8/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc/18.

tirto.id - Baru sekitar 10 bulan menjabat, Sandiaga Salahuddin Uno mengundurkan diri dari jabatan Wagub DKI Jakarta. Ia ditarik menjadi pasangan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019. Kini pembahasan elite politik pengusung Prabowo-Sandiaga ini pun berpindah ke Balai Kota: siapa pendamping baru Anies Baswedan, apakah dari kader PKS atau Gerindra?

Presiden PKS Sohibul Iman ngotot Wagub DKI Jakarta harus diisi kader PKS. Dia terang-terangan menunjukkan memang ada barter politik.

"Tentu dari PKS memberikan posisi wakil presiden (kepada Sandiaga). Tentu mereka memberikan hak prioritas kepada PKS untuk menjadi wagub," kata Iman kepada awak media pada pukul Jumat sore, 10 Agustus.

Sejauh ini kandidat penyandang jabatan Wagub DKI Jakarta dari PKS ada dua: Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. Iman mengatakan keputusan internal PKS baru akan dibahas pada Senin, 13 Agustus 2018.

Serupa dengan Iman, Hidayat Nur Wahid mengklaim kursi kosong Wagub DKI Jakarta harusnya diisi kader PKS. Menurutnya hal itu merupakan "konsekuensi" dari tak dipilihnya Salim Segaf Al-Jufri sebagai pasangan Prabowo. Padahal Salim adalah kader PKS yang didorong beberapa kelompok Islam untuk menjadi cawapres dalam Pilpres 2019.

"Pak prabowo ya legowo untuk kemudian memberikan kursi wagub kepada PKS," klaim Nur Wahid kepada wartawan pada Jumat siang, 10 Agustus. Wakil Ketua MPR ini yakin pada akhirnya PKS akan mendapatkan kursi Wagub DKI Jakarta, tetapi "proses pemilihannya tetap akan kita bahas bersama Gerindra."

Di sisi lain, Partai Gerindra juga mendorong nama Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik sebagai kandidat pengganti wakil gubernur Jakarta.

"Salah satu nama yang kami gadang-gadangkan Muhammad Taufik karena dia salah satu kader Gerindra yang punya potensi untuk jadi Wagub DKI," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade kepada Tirto, Jumat kemarin.

Ia menambahkan partai pengusung akan membuat rapat, "tentu bersama Gubernur Jakarta Anies Baswedan." Gerindra akan konsultasi dengan Anies soal siapa kandidat wagub yang bisa bekerjasama selama empat tahun ke depan

Saat ditanya calon wagub dari PKS adalah "konsekuensi dari kegagalan PKS mengusung Salim Segaf sebagai cawapres Prabowo," Rosiade mengatakann hal itu "bisa saja", tetapi tetap ada dua nama yang diajukan: Satu dari Gerindra, satu dari PKS.

Kedua nama kandidat wagub itu akan dibawa ke DPRD DKI, tambah Rosiade.

"Tidak perlu berpolemik, tapi kami punya tokoh yang berpotensi. Tentu dikembalikan pada hasil rapat," ujarnya.

Pengamat: Berat bagi Gerindra Minta Jatah Wagub DKI

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Syamsuddin Haris menganggap dalam jabatan Wagub DKI sebaiknya Partai Gerindra mengalah pada PKS. Kemungkinan besar dalam kesepakatan koalisi, pasti tercantum masalah pembagian kursi itu.

“Mestinya dalam konteks Jakarta, Gerindra yang mengalah. Mana ada yang tidak transaksional?” kata Haris kepada Tirto, Jumat kemarin.

Haris juga menilai koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga tak terlalu kokoh. Mudah rapuh sebab keduanya berasal dari Partai Gerindra.

Pengamat Politik Lingkar Madani Ray Rangkuti menganggap PKS pasti ngotot dan dapat posisi Wagub DKI. Menurutnya, secara moral dan politik jabatan itu layak disandang kader PKS. Jika PKS tak mendapatkan jatah, menurutnya, koalisi akan terganggu.

“Ini akan dipakai PKS untuk mendapat posisi itu. Akan mencoba seperti mewanti-wanti Gerindra, 'Kalau enggak dapat, enggak akan all out bekerja mendukung Prabowo di Jakarta,'” kata Rangkuti kepada Tirto, Jumat kemarin.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Politik
Reporter: Reja Hidayat
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Fahri Salam