Menuju konten utama

Siapa Pengganti Sandiaga Uno jadi Wagub DKI Jakarta?

Pengganti Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno ditentukan oleh kesepakatan koalisi Gerindra & PKS.

Siapa Pengganti Sandiaga Uno jadi Wagub DKI Jakarta?
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menjawab pertanyaan wartawan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (9/8/2018). ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan akan mundur dari jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta setelah diusung oleh koalisi Gerindra, PAN, dan PKS sebagai pendamping Prabowo Subianto.

Kader Gerindra dan donatur utama yang memenangkan dirinya pada Pilkada Jakarta 2017 itu direncanakan mengundurkan diri pada Jumat hari ini, 10 Agustus, tepat di hari pungkas pendaftaran calon presiden dan wakil presiden.

Usai deklarasi, ditemui oleh reporter Tirto di rumah ibunya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Sandiaga mengatakan bahwa opsinya tegas: mundur dan berhenti sebagai wakil gubernur. Ia juga menegaskan ia berhenti sebagai kader Gerindra.

"Suratnya sudah saya siapkan. Saya akan tandatangan besok pagi dan saya akan antar ke Pak Gubernur [Anies Baswedan]," ujar Sandiaga menyebut "besok pagi" adalah hari ini.

Saat ditanya soal siapa penggantinya, Sandiaga menjawab bahwa hal itu "bukan domain saya" tetapi menjadi "domain partai pengusung dan Anies sendiri."

"Karena Pak Anies tentu bekerja sama dengan sosok yang cocok secara chemistry dengan beliau," tambahnya.

Seorang humas pribadi Sandiaga di Balai Kota mengabarkan via pesan WhatsApp kepada para wartawan bahwa jadwal Sandiaga pada Jumat hari ini, 10 Agustus, hanya sampai siang: pukul 07.00 menghadiri Pameran Flora dan Fauna Jakarta 2018 di Taman Lapangan Banteng, Jakarta Pusat; pukul 10.00 rapat checking ketuntasan dukungan Asian Games 2018 di Ruang Pola Bappeda; dan pukul 11.00 menerima FKDM Provinsi DKI Jakarta di Ruang Rapat Wagub.

"Setelah Jumatan, off dari Balai Kota," tulisnya.

Maka, jika Sandiaga mundur, siapa penggantinya?

Di kalangan wartawan yang bertugas di Balai Kota, sudah beredar dua nama calon politikus pengganti Sandiaga.

Nama pertama yang disebut adalah Muhammad Taufik, Ketua DPD Jakarta Partai Gerindra. Ia digadang-gadang bakal menggantikan Sandiaga sebagai pendamping baru Anies Baswedan.

Namun, saat dikonfirmasi, Taufik enggan menjawab dengan jelas, hanya memberi isyarat kepada awak media. “Yang disiapin siapa. Yang musti mengusulkan siapa? Doain saja,” ujarnya di Balai Kota, Kamis kemari.

Ia menambahkan ia belum mengetahui rencana pergantian Sandiaga karena, jika pengusaha-cuma-politikus itu mundur dari kursi Wagub Jakarta, dua partai koalisi pengusungnya yang akan memutuskan.

"Undang-Undang mengatakan, wagubnya diusung oleh partai pengusung dan dipilih oleh DPP,” kata Taufik.

Selain nama Taufik, nama yang menguat adalah Mardani Ali Sera, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera.

Dikonfirmasi kabar itu, Mardani tak menjawab. Ia meminta reporter Tirto untuk mengirimkan pesan melalui WhatsApp. "Nanti bisa dikutip,” kata Mardani. Namun, sampai artikel ini dirilis, Mardani belum menjawab pesan yang menanyakan kans dia sebagai Wagub Jakarta.

Pengganti Sandiaga ditentukan Koalisi Gerindra & PKS

Bila melihat peta dukungan partai politik terhadap kemenangan Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2017, pengganti Sandiaga bisa mengerucut pada kader Gerindra dan PKS.

Menurut Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, rencana pergantian itu bakal dibahas oleh Dewan Pimpinan Pusat kedua partai.

"Masih dalam proses pembahasan dan belum ada nama,” katanya di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Kamis kemarin.

Direktur Pencapresan PKS Suhud Aliyuddin berkata PKS juga belum membahas pengganti Sandiaga.

“Semalam Pak Prabowo memang sudah mengatakan bahwa dia menyodorkan paket Prabowo-Sandiaga ke PKS. Tapi kami belum bersikap,” ujar Suhud via telepon kepada Tirto, Kamis kemarin, di tengah hiruk-pikuk menjelang deklarasi koalisi capres Prabowo.

Suhud menambahkan bahwa jika memang Sandiaga mengundurkan diri sebagai wakil gubernur, PKS baru akan membahas siapa penggantinya dengan Gerindra. "Kami sampai saat ini belum menyodorkan nama karena masih fokus Pilpres."

Peran PKS

Misalkan Mardani Ali Sera sebagai calon kuat pengganti Sandiaga Uno, maka arah politik koalisi Prabowo ini tidaklah mengagetkan. Sampai Prabowo mendeklarasikan Sandiaga pada Kamis tengah malam tadi sebagai pendampingnya untuk Pilpres 2019, PKS tetap ngotot mengusung hasil Ijtima Ulama, yang merekomendasikan salah satu cawapresnya adalah Salim Segaf Al-Jufri, Ketua Majelis Syuro PKS.

Keputusan koalisi Prabowo mengusung Sandiaga berjalan lama, lima jam setelah kubu Jokowi mendeklarasikan diri.

Dari rumahnya di Kertanegara, Jakarta Selatan, Prabowo Subianto terlihat mondar-mandir ke Kuningan (kediaman Susilo Bambang Yudhoyono) dan ke Pejaten (rumah Salim Segaf Al-Jufri). Pada pukul 23:30, di tengah cuaca yang agak gerimis dan bikin para wartawan mulai kesal, akhirnya Prabowo mendeklarasikan pasangannya. Meski begitu, Prabowo gagal meyakinkan SBY.

Peran PKS bisa menentukan dalam perubahan politik itu. Nama Mardani Ali Sera bisa mungkin sebagai pengganti Sandiaga.

Mardani adalah bekas ketua tim pemenangan Anies-Sandiaga dalam Pilkada Jakarta 2017. Namun, sebelumnya, ia disebut-sebut sebagai bakal calon wakil gubernur.

Namanya disodorkan oleh PKS sebagai pendamping Sandiaga dalam koalisi Gerindra-PKS sebelum Anies muncul sebagai kandidat.

“Insyaallah PKS bersama Gerindra sepakat mengusung duet Sandiaga Uno-Mardani Ali Sera sebagai Cagub dan Cawagub DKI di Pilkada 2017,” ujar Presiden PKS Sohibul Iman pada 9 September 2016.

Namun, namanya tenggelam menjelang pendaftaran pasangan calon di KPUD DKI Jakarta. Ia ditunjuk sebagai kepala pemenangan Anies-Sandi. Sebagaimana lawannya Ahok-Djarot dan AHY-Sylviana, tim Mardani membuat konten-konten viral agar Anies-Sandi selalu dalam pusat perbincangan di media sosial.

Tapi, yang lebih penting dari itu: Mardani bersama tim pemenangan Anies-Sandi memanfaatkan dan mengeksploitasi isu agama pada diri petahana Ahok, yang dalam sejumlah hasil survei bakal sulit dikalahkan.

Isu penodaan agama terhadap Ahok terus dipelihara, sejak 27 September 2016 saat Ahok mengutip Surat Al-Maidah ayat 51 di Kep. Seribu, yang mendorong mobilisasi 'Aksi Bela Islam" dalam serangkaian protes jalanan, hingga mengirimkan Ahok ke penjara selama dua tahun pada 9 Mei 2017.

Dalam Pilpres 2019, Mardani juga yang kali pertama melontarkan gerakan "2019 Ganti Presiden". Gerakan itu menjadi viral dalam pelbagai produk populer seperti kaos dan lagu demi melawan Presiden Joko Widodo.

Ide itu muncul setelah ia menghadiri acara 'Indonesia Lawyers Club' di tvOne, sebuah acara temu wicara yang dipandu Karni Ilyas.

“Setelah melihat banyak pihak dari kubu pemerintah memuji-muji Pak Jokowi, saya katakan. 'Pak Jokowi bisa dikalahkan.' Landasannya, elektabilitas dan kinerja yang jauh dari memuaskan. Esoknya #2019GantiPresiden dibuat dan menyebar,” kata Mardani kepada Tirto.

Maka, jika pengganti Sandiaga Uno adalah Mardani Ali Sera atau kader PKS yang lain, koalisi Gerindra dan PKS pada kubu Prabowo sama-sama ambil untung.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Arbi Sumandoyo

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi & Haris Prabowo
Penulis: Arbi Sumandoyo
Editor: Fahri Salam