Menuju konten utama
Pilkada Serentak 2024

PKB soal PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta: Potensi Deadlock

Huda sebut komunikasi publik PKS perlu dikoreksi lagi lantaran sudah terlanjur mengusung sepaket pasangan Anies-Sohibul Iman.

PKB soal PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta: Potensi Deadlock
Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan (keempat kiri) dan cawapres Muhaimin Iskandar (ketiga kanan) bergandengan tangan dengan Presiden PKS Ahmad Syaikhu (keempat kanan), Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi (kedua kanan) dan jajaran petinggi PKS saat bertemu pascaputusan sengketa Pilpres oleh MK, di Kantor DPP PKS, Jakarta, Selasa (23/4/2024). Dalam pertemuan tersebut pasangan Anies-Muhaimin menyampaikan terima kasih kepada PKS atas dukungan yang diberikan selama gelaran Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/foc.

tirto.id - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB, Syaiful Huda, menilai langkah PKS mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024, berpotensi deadlock karena parpol lain tidak bersedia berkoalisi. Padahal, kata Huda, PKS tidak memiliki golden ticket di Pilgub Jakarta, mereka harus berkoalisi.

“Belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya [22 kursi]. Jadi, menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden tiket. Menurut saya, bahaya itu, bahaya,” kata Huda di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024).

Huda menilai PKS dalam kondisi gamang yang semestinya tidak dikonsumsi publik. Sebab, beberapa hari sebelum mengusung pasangan Anies-Sohibul sepaket, kata dia, PKS sempat mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur (cagub).

“Pertama, kan, pengumuman Pak Sohibul Iman saja, dikoreksi dua hari berikutnya oleh Presiden PKS. Itu artinya ada kegamangan," ucap Huda.

Huda menyebut komunikasi publik PKS perlu dikoreksi lagi lantaran sudah terlanjur mengusung sepaket pasangan Anies-Sohibul. Ia menilai PKS blunder karena terkesan menutup pintu parpol lain untuk bermitra.

“Ada komunikasi publiknya yang mungkin dianggap salah dan perlu dikoreksi, dan problem ikutannya adalah langsung memasangkan antara Mas Anies dan Mas Sohibul Iman. Di mata saya sih blunder. Itu yang saya sebut komunikasi politik yang semacam ini akan menutup pintu partai-partai lain untuk bisa bermitra dan poros koalisi ini,” tukas Huda.

Hanya saja, Huda enggan menjawab ketika disinggung manuver PKS mengusung Anies-Sohibul menurunkan minat PKB untuk mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Huda menyatakan PKB masih mengurus Anies yang sudah direkomendasikan oleh DPW PKB.

“Ya saya belum tahu, ya. Apakah itu berefek atau tidak. [Tapi] yang pasti di luar manuver PKS ini, PKB masih concern ngurus figur Mas Anies yang kebetulan sudah direkomendasikan oleh temen-temen DPW PKB Jakarta," tutur Huda.

Lebih lanjut, Huda mengatakan Desk Pilkada DPP PKB saat ini hanya mengusung dua figur, yakni Anies dan Ida Fauziah yang saat ini menjabat sebagai Menteri Ketenagakerjaan. Ia mengatakan DPP PKB akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan (UKK) terhadap figur yang akan diusung setalah mendapat dokumen.

“Jadi, memang kami masih dalam proses itu. Tahapannya setelah kami dapat dokumen dari DPW PKB DKI, sedang kami jadwalkan untuk melakukan UKK termasuk dua-duanya Mba Ida Fauziah juga belum kita UKK, nanti akan kita barengkan dengan Mas Anies Baswedan,” kata Huda.

Di sisi lain, ia meyakini manuver PKS mengusung paket Anies-Sohibul masih sangat cair dan berpeluang mengalami perubahan.

“Cair dalam pengertian, kan, tentu kalau ada partai yang mengusung dua sosok sekaligus baik sebagai calon gubernur dan wakil gubernur, itu kan secara fatsun politik partai yang sudah mempunyai golden tiket, mempunyai 20 persen,” kata Huda.

Menrut dia, meski di tingkat DPW sudah mendukung Anies, belum tentu DPP PKB akan mengusung Anies di Pilkada Jakarta. “Saya belum tahu karena PKB belum pasti dukung Anies juga, kami sedang menggodok dua nama,” tutup Huda.

PKS memutuskan untuk mengusung Anies dan Sohibul sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta 2024. Hal itu diumumkan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, di Jakarta Pusat, Selasa (25/6/2024).

“DPP PKS pada rapat di Kamis, 20 Juni 2024, telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal cagub dan Bapak Sohibul Iman sebagai bacagub," kata Syaikhu, dikutip Tirto dari akun Youtube PKS TV, Selasa sore.

Syaikhu mengatakan dirinya sudah menerima surat dari struktur DPW PKS DKI Jakarta yang mengusulkan cagub dan cawagub ke DPP PKS. Dia mengatakan surat itu meminta agar DPP PKS merestui, menyetujui, dan menetapkan Anies-Sohibul Iman sebagai bakal cagub dan cawagub Jakarta.

Syaikhu mengatakan dalam rapat pembahasan calon pilkada ini yang menjadi pertimbangan utama adalah memiliki pengalaman kepemimpinan yang baik di eksekutif maupun di legislatif.

Lalu, calon kepala daerah juga harus punya rekam jejak yang kredibel serta memiliki peluang menang yang besar.

Oleh karena itu, kata dia, DPP PKS mempertimbangkan usulan dari DPW PKS Jakarta serta mendengarkan masukan para tokoh, ulama, habaib, tokoh lintas ulama, bahkan yang datang ke DOP PKS. Serta, para agamawan, cendekiawan, dan masyarakat di Jakarta.

Syaikhu juga menyebut partainya menyadari tidak bisa sendirian mengusung calon di Pilkada Jakarta 2024. Sebab, jumlah kursi yang dimiliki belum memenuhi syarat untuk dapat mencalonkan sendirian. Dia mengatakan PKS telah menjalin komunikasi politik dengan partai-partai lain.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Politik
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Abdul Aziz