Menuju konten utama

Pilpres Rusia 2018 Dimulai Hari ini, Putin Diprediksi Menang

Tidak ada oposisi yang berarti dalam pilpres Rusia kali ini, sementara lawan politik Vladimir Putin yang paling sengit, Alexei Navalny, telah dilarang berkompetisi.

Pilpres Rusia 2018 Dimulai Hari ini, Putin Diprediksi Menang
Presiden Rusia Vladimir Putin melambai kepada peserta World Festival of Youth and Students ke-19 saat upacara penutupan di Olympic Park di Sochi, Rusia, Sabtu (21/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Zemlianichenko

tirto.id - Masyarakat Rusia mulai melakukan pemungutan suara pada Minggu (18/3/2018) dalam sebuah pemilihan presiden (pilpres). Vladimir Putin secara luas diperkirakan akan memperkuat kekuasaan presiden Rusia selama enam tahun lagi.

Tidak ada oposisi yang berarti dalam pilpres Rusia kali ini sementara lawan politik Putin yang paling sengit, Alexei Navalny, telah dilarang berkompetisi. Meskipun kampanyenya kurang bersemangat, presiden berusia 65 tahun itu jelas merupakan calon terkuat.

Selain Putin sebagai kandidat independen, peserta pemilihan presiden Rusia kali ini antara lain Vladimir Zhirinovsky dari Liberal Democratic Party of Russia (LDPR), pengusaha Pavel Grudinin yang dicalonkan oleh Communist Party of the Russian Federation (CPRF), dan Grigory Yavlinsky dari Yabloko Party.

Selain itu, ada pula pemimpin Party of Growth Boris Titov, kepala Russian All-People Union Sergey Baburin, pembawa acara TV Ksenia Sobchak ,dan kepala Communists of Russia Maxim Suraikin.

Seperti dilaporkan CNN, Putin sedang mencari masa jabatan keempat sebagai presiden dan sudah menjadi pemimpin terlama di negara itu sejak diktator Soviet Joseph Stalin. Kemenangan Putin akan berarti ia memimpin Rusia sampai tahun 2024, setelahnya ia diharuskan mundur secara konstitusional.

Sementara itu, jumlah pemilih dalam pilpres kali ini dinilai memprihatinkan. Apalagi, periode kampanye yang tidak lancar dan kurangnya persaingan membuat beberapa orang Rusia tidak bersemangat. Navalny telah menyerukan pemboikotan pemilihan sejak dia keluar dari pencalonan.

Menurut Ella Pamfilova, kepala Komisi Pemilihan Sentral Rusia (Central Election Commission/CEC), sekitar 110 juta warga Rusia memenuhi syarat untuk memilih. Adapun sekitar 1,89 juta di antaranya tinggal di luar negeri.

Ada lebih dari 97.000 tempat pemungutan suara domestik dan lebih dari 400 tempat pemungutan suara di luar negeri untuk pemilihan presiden kali ini. Prosedur pemungutan suara akan dimonitor oleh sekitar 1.500 pengamat internasional dari 109 negara.

Kelesuan pilpres kali ini juga dipengaruhi gelombang demonstrasi anti-pemerintah pada tahun lalu akibat skandal korupsi yang merembes dalam lingkaran oligarki Kremlin dan Putin.

Mengutip Fox News, jumlah pemilih dalam pemilihan untuk Parlemen Rusia pada bulan September 2016 hanya 48 persen. Sementara jumlah pemilih di pemilihan Rusia pada bulan September tahun lalu jauh lebih rendah dari biasanya. Selanjutnya, Dalam pemilihan kota Moskow musim gugur yang lalu, hanya 12 persen pemilih yang mau memilih.

Meskipun demikian, Putin benar-benar tokoh populer di antara banyak orang Rusia. Ia dilihat sebagai orang kuat yang mengangkat negara itu dari kekacauan pasca-Soviet ke stabilitas.

Baca juga artikel terkait PILPRES RUSIA 2018 atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari