Menuju konten utama

Pilpres 2019: PDIP Pastikan Tak Pecah Seperti Demokrat

PDIP yakin pihaknya solid dukung Jokowi-Ma'ruf karena terbukti dari survei-survei politik yang menyatakan kader PDIP hampir selalu solid mendukung keputusan pusat.

Pilpres 2019: PDIP Pastikan Tak Pecah Seperti Demokrat
Ilustrasi bakal Calon Presiden Joko Widodo memberikan keterangan terkait formasi tim sukses kampanye nasional Pilpres 2019 di Jakarta, Jumat (7/9/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno memastikan partainya bakal solid mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf. Tidak seperti Demokrat yang bersikap abu-abu di Pilpres 2019 kali ini.

"PDIP itu demokrasinya demokrasi terpimpin. Sehingga begitu ada keputusan selalu tegak lurus," kata Hendrawan, di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018).

Hendrawan mengklaim ini sudah terbukti dari survei-survei politik yang menyatakan kader PDIP hampir selalu solid mendukung keputusan pusat.

"Exit poll selalu membuktikan bahwa pilihan warga, anggota PDIP terhadap pilihan partainya, minimal 93 persen. Ada deviasi sedikit tetapi tidak signifikan. Itu selalu lho. Coba exit poll di pilgub, di Pilpres," kata Hendrawan.

Meskipun begitu, Hendrawan enggan menganggap sikap Demokrat yang melonggarkan kadernya di daerah mendukung Jokowi-Ma'ruf sebagai sebuah keuntungan bagi pemenangan pasangan tersebut.

"Begini lho, jangan sampai pilihan-pilihan politik, sikap politik, apa lagi sikap itu merupakan sikap elit politik, itu direduksi jadi perhitungan untung rugi untuk pasangan calon tertentu," kata Hendrawan.

Anggota Komisi XI DPR RI ini pun menyatakan menghormati keputusan Demokrat tersebut dan yakin partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa melalui dinamika Pilpres ini dengan baik.

"Sepenuhnya itu kewenangan dari pimpinan Demokrat. Kami tidak mau ikut campur dengan urusan dan masalah yang ada di Partai Demokrat," kata Hendrawan.

Sebelumnya, Demokrat menyatakan akan memberi dispensasi khusus kepada beberapa kadernya yang mendukung pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, termasuk Deddy Mizwar dan Gubernur Papua, Lukas Enembe. Namun, Demokrat meminta agar para kadernya itu tidak masuk secara resmi di tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf.

Menurut Ketua DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean, keringanan kepada Deddy diberikan karena yang bersangkutan mengaku tidak mungkin tidak mendukung Ma'ruf. Deddy, kata Ferdinand, sudah menganggap Amin sebagai guru.

Sementara, kepada Lukas karena di Papua 92 persen masyarakatnya dan kader Demokrat di sana menginginkan mendukung Jokowi.

Agar tidak disebut bermain dua kaki di Pilpres 2019 ini, Partai Demokrat akan mencari jalan tengah yang bisa diterima semua pihak tanpa merugikan satu sama lain.

"Ya mungkin kami akan meminta kader kami untuk tidak usah masuk secara resmi di tim pemenangan (Jokowi-Ma'ruf). Mungkin itu salah satu cara kami nanti," kata Ferdinand, di Jakarta, Minggu (9/9/2018).

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Yantina Debora