tirto.id - Miguel 'Micky' Quiroga (54) pilot pesawat carteran Lamia, Bolivia sempat membuang sisa bahan bakar sebelum pesawat bernomor penerbangan CP-2933 itu jatuh dan menewaskan 71 orang di pegunungan Kolombia, Selasa (29/11/2016) lalu.
Tindakan sang pilot inilah yang membuat 6 orang penumpang berhasil selamat--termasuk 3 pemain sepak bola Chapecoense Brazil.
Daylimail, Rabu (30/11/2016) melaporkan, Micky melakukan tindakan penyelamatan ini setelah mengetahui pesawat buatan Inggris yang ia kemudikan mengalami masalah elektronik parah. Untuk menghindari terjadinya ledakan yang menimbulkan jatuhnya banyak korban, ia membuang bahan bakar dan berusaha mendarat darurat. Namun nahas, usahanya belum berhasil sepenuhnya--dirinya sendiri juga jadi korban.
Kisah sang pilot tidak itu saja. Ayah Micky, Orlando Quiroga, juga seorang pilot yang tewas dalam kecelakaan pada tahun 1963. Saat itu usia Micky baru setahun. Belakangan ketika dewasa, Micky mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi pilot dan mencintai sepakbola.
Kecintaan Micky kepada sepakbola diwujudkannya dengan mendirikan sebuah stadion kecil di Bolivia bernama Estadio Olimpico Orlando Quiroga—yang terinspirasi dari nama ayahnya.
Selama menjadi pilot ia kerap menerbangkan tim-tim sepakbola untuk bertanding ke luar negara. Ia diketahui pernah menerbangkan pesawat yang membawa tim nasional Bolivia dan Argentina dan telah mengangkut klub Chapecoense beberapa kali.
Banyak pemain sepakbola sudah ia anggap sebagai sahabat dekat.
Pada halaman Facebook-nya, Micky telah memamerkan foto saat bersama para pemain Chapecoense.
Dan bulan lalu ia juga memamerkan tanda tangan Lionel Messi ketika pesawatnya mengangkut timnas Argentina ke Belo Horizonte, Brasil, guna menjalani pertandingan fase grup Piala Dunia.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH