tirto.id - PKB, PDIP, Gerindra, dan PKS mendaftarkan pasangan Syaifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno sebagai pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Timur (Jatim) 2018. Gus Ipul dan Puti didaftarkan pada hari terakhir pendaftaran 10 Januari 2018.
Mepetnya waktu pendaftaran pasangan ini tak lepas dari mundurnya Azwar Anas sebagai cawagub Ipul pada 6 Januari 2018. Azwar mundur usai foto-foto pribadinya dengan seorang wanita menyebar di media sosial. Pasangan Ipul dan Azwar hanya diusung PKB dan PDIP. Selang sehari setelah Azwar mundur dan digantikan oleh Puti, Gerindra dan PKS masuk memberikan dukungan.
Puti Guntur Soekarno ditunjuk DPP PDIP sebagai pendamping Gus Ipul melalui surat yang ditandatangani Megawati dan Hasto tertanggal 10 Januari 2018. Surat rekomendasi ini menjadi dasar resmi pencalonan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur yang kemudian mendaftar sore hari setelah menerima surat tersebut.
Gus Ipul-Puti Guntur akhirnya resmi ditetapkan calon oleh KPUD Jatim pada 13 Februari 2018 dengan nomor urut 2, melawan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak yang mendapat nomor urut 1.
Masih Lemah Madura
Dalam dua Pilgub Jatim sebelumnya, Madura merupakan wilayah kunci kemenangan Gus Ipul yang saat itu menjadi calon wakil gubernur Soekarwo. Pada Pilgub Jatim 2008, suara di Madura menjadi sengketa antara pasangan Soekarwo-Gus Ipul (KarSa) dan Khofifah-Moedjiono (Kaji).
Hasil putaran kedua Pilgub Jatim saat itu pasangan KarSa mendapatkan 50,20 persen suara. Unggul dari pasangan Kaji yang mendapatkan 48,80 persen suara. Pasangan Kaji kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi karena menganggap terdapat kecurangan di Madura.
MK akhirnya memutuskan melakukan pemungutan suara ulang di Kabupaten Bangkalan dan Sampang. Hasilnya pasangan KarSa tetap menang. Karsa meraih total perolehan suara 50,11 persen suara unggul dari pasangan Kaji yang meraih 49,89 suara.
Pada Pilgub Jatim 2013, kemenangan KarSa kembali ditentukan di Madura. Di Bangkalan dan Sampang, pasangan ini menang telak dari pasangan Khofifah-Herman (Berkah) yang menempati urutan kedua. Sementara, di Sumenep dan Pamekasan kedua pasangan berselisih tak lebih dari 1 persen.
Meski pernah unggul di Madura, akan tetapi survei yang dilakukan Charta Politica dan Poltracking untuk Pilgub Jatim 2018, menunjukkan elektabilitas Gus Ipul- Puti masih rawan.
Survei Charta Politica periode 3-8 Maret 2018 menyatakan pasangan Khofifah Emil-Dardak dan Gus Ipul-Puti hanya terpaut 1,5 persen di wilayah Madura. Khofifah-Emil memperoleh elektabilitas sebesar 42,4 persen, sementara Gus Ipul Puti memperoleh 43,9 persen suara.
Direktur Eksekutif Charta Politica, Yunarto Wijaya, saat merilis survei Pilgub Jatim, di Hotel Atlet Century, Jakarta 21 Maret lalu menyatakan wilayah Madura masih rawan bagi pasangan Gus Ipul-Puti dan meminta pasangan ini untuk menggalakkan kerja-kerja politik di sana. Salah satu faktor yang membuat masih lemahnya suara Gus Ipul-Puti Guntur di Madura, kata Yunarto, karena pasangan ini kurang memiliki pengaruh di wilayah Madura, terutama Puti Guntur.
Di sisi lain, kata Yunarto, Khofifah-Emil Dardak mendapatkan sumbangan limpahan suara signifikan ketimbang di Pilgub Jatim 2008 dan 2013 berkat dukungan Soekarwo yang merupakan Ketua DPD Demokrat, salah satu partai pengusung pasangan ini.
"Kalau seandainya dengan Azwar mungkin berbeda hasilnya. Sebagai bupati Banyuwangi dia lebih familiar bagi masyarakat Jatim dan Madura," kata Yunarto.
Dalam survei Poltracking pada 18 Maret 2018 justru menyatakan pasangan Khofifah-Emil Dardak menang telak di Madura dengan 47,2 persen suara, sedangkan pasangan Gus Ipul-Puti Guntur memperoleh 33,1 persen suara.
Tiga Program Kerja Gus Ipul-Puti untuk Madura
Pentingnya Madura sebagai kunci kemenangan telah disadari pasangan Gus Ipul-Puti Guntur sejak awal. Berdasarkan berkas visi misi yang diserahkan pasangan ini ke KPUD Jatim, Tirto mencatat terdapat 3 dari 33 janji kerja yang secara eksplisit menyasar wilayah Madura.
Ketiga janji kerja tersebut tertuang dalam janji kerja nomor 4, 14 dan 15. Janji kerja nomor 4 yang masuk dalam fokus mengurangi kesenjangan ekonomi dan kemiskinan menyatakan "Menjadikan Madura sebagai Kepulauan Maju Mandiri - Antara
lain dengan menjadikan Madura sebagai wilayah konsentrasi untuk pusat pertumbuhan ekonomi baru, menuntaskan pembangunan Jalur Lintas Selatan dan Utara Pulau Madura; menjadikan Madura sebagai pusat Pariwisata Halal; Meningkatkan konektivitas transportasi antar-pulau."
Janji kerja nomor 14 dan 15 masuk dalam fokus penataan kluster industri dan menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan penguatan di sektor kemaritiman, pertanian, dan pariwisata, serta memperlancar arus perdagangan.
Pasangan ini dalam janji kerja nomor 14 tentang peningkatan lapangan kerja menjanjikan pembuatan Balai Lapangan Kerja (BLK) tipe A di lima kawasan. Dua di Madura dan tiga di wilayah lainnya.
Terakhir, janji kerja nomor 15 tentang sektor ekonomi unggulan, pasangan ini menjanjikan membangun dan tiga titik Minapolitan di pantai utara, yakni di Lamongan, Banyuwangi dan selatan Madura. Mampukah ketiga program tersebut menggaet suara pemilih Madura?
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Muhammad Akbar Wijaya