tirto.id - Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Ali Munhanif mengatakan, pidato Megawati Soekarnoputri pada Kongres PDIP di Bali menunjukkan adanya sikap untuk menjadikan Presiden terpilih, Joko Widodo sebagai milik partainya.
Ali pun mengesankan ucapan Megawati yang blak-blakan untuk meminta jatah menteri banyak bak sebuah penjara bagi Jokowi.
Melalui pernyataan itu, Jokowi seolah diingatkan agar ia jangan coba-coba tak menuruti keingingan partai tempat ia menjadi kader.
Ditambah posisi PDIP sebagai pemegang suara terbanyak dalam pemilu legislatif. Ungkapan Megawati, katanya, seolah menjadi paksaan kepada Jokowi untuk mengakomodasi sebanyak mungkin kepentingan partainya.
“Nah ini kedua kalinya PDIP di bawah Megawati membuat penjara buat Presiden terpilih. Pada 2014, begitu presiden terpilih, dia (Megawati) mengatakan ‘Bagaimana pun Anda (Jokowi) petugas partai’,” ucap Ali dalam diskusi bertajuk "Membaca Arah Tusukan Pidato Mega" di Gado-gado Boplo, Cikini, Jakarta pada Sabtu (10/8/2019).
“Ini sedikit mengancam dia ingin menunjukkan pada pembentukan kabinet seolah-olah mengatakan ‘Partai kami suara terbanyak dan Anda (Jokowi) anggota partai, kita harus mendapat (kursi) yang terbanyak’,” tambah Ali.
Ali menjelaskan bila dipahami, pidato Megawati yang cukup blak-blakan juga menjadi peringatan bagi partai pengusung lain yang sejak lama menitipkan jumlah kursi dan nama kepada Jokowi.
Melalui kongres PDIP di Bali, Megawati menegaskan bahwa hanya PDIP-lah yang berhak meminta kursi banyak kepada presiden.
“Sebagai partai peraih suara terbanyak, dia ingin menitipkan pesan ke partai lain, ‘Kami lah sebenarnya pemilik sah suara terbanyak dan presiden adalah anggota partai kami’,” ucap Ali.
Meskipun pada akhirnya, Ali melihat sikap Megawati ini sedikit banyak menimbulkan guncangan pada partai pengusung Jokowi lainnya. Seperti Nasdem, PKB, Golkar, PPP.
“Terlihat pesan itu menohok. Sikap partai lain jadi kehilangan arah soal gimana koalisi ini diwujudkan,” tukas Ali.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno