Menuju konten utama

Peternak Klaim Rugi Rp1,4 Miliar Akibat Harga Ayam Dibeli Murah

Beban yang dialami peternak begitu berat mulai dari kenaikan harga pangan, harga bibit ayam mahal, sampai over supply yang membuat harga ayam hidup tidak bisa dijual mahal.

Peternak Klaim Rugi Rp1,4 Miliar Akibat Harga Ayam Dibeli Murah
Pekerja memberi pakan kepada ayam petelur di Kampung Cicariang, Tasikmalaya, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

tirto.id - Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pinsar Jateng Parjuni mengklaim sudah rugi Rp1,4 miliar dalam tujuh bulan selama menjual ayam hidup.

Parjuni menjelaskan, beban yang dialami peternak begitu berat mulai dari kenaikan harga pangan, harga DOC (bibit ayam) yang mahal sampai over supply yang membuat harga ayam hidup tidak bisa dijual mahal.

"Ya hitung saja dalam tujuh bulan saya rugi. Per bulannya saya rugi Rp200 juta, sampai sekarang ya saya rugi Rp1,4 miliar," jelas dia di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat Rabu (27/3/2019).

Ia mengatakan, dari kerugian yang sudah ia terima ia harus mengurangi kuota produksi secara bertahap. Pasalnya, jual ayam hidup tidak untung. Untuk saat ini kata Parjuni biaya produksi ayam hidup di peternak mencapai Rp19.500 sementara ayam hidup hanya bisa dijual seharga Rp10.800-11.000 di pasaran.

Ia mengaku rugi dan menutup kerugian tersebut dengan menjual beberapa aset karena harus mempertahankan usahanya.

"Saya sampai jual ruko, mobil. Jadi kalau ada istilah ayam matok mobil, rumah itu benar-benar terjadi," jelas dia.

Kerugian yang dialami Parjuni ternyata juga dirasakan Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi. Ia mengatakan, di kawasannya sudah banyak para peternak yang gulung tikar.

"Sudah pasti rugi. Banyak peternak yang akhirnya gulung tikar. Kitar supply, datanya (tertulis) nggak sinkron sama apa yang realisasi di lapangan," jelas dia.

Cerita ini sudah lama, Sugeng menjelaskan, sampai akhirnya pihaknya sudah minta ke Kementerian Perdagangan untuk membeli kelebihan produksi ayam di peternak.

"Akhirnya kita minta ke Kementerian Perdagangan untuk memberikan harga beli ayam hidup menjadi Rp20.000 per kg," jelas dia.

Ketika ditanya mengenai harga ayam yang tengah stabil atau cenderung murah, Sugeng mengatakan kondisi para peternak sedang kesulitan menahan biaya produksi tinggi sementara biaya penjualan daging dihargai murah.

"Kita jual rugi, dan harga ayam memang stabil tapi kita nggak baik- baik saja," tukas dia.

Baca juga artikel terkait PETERNAK AYAM atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno