Menuju konten utama

Petani Keluhkan Harga Beras Mahal tapi Gabah Dibeli Murah

Serikat Petani Indonesia mengaku harga gabah kering panen masih terbilang murah dan hanya mampu untuk menutupi biaya produksi dan belum mendapatkan untung.

Petani Keluhkan Harga Beras Mahal tapi Gabah Dibeli Murah
Petugas mengecek gabah yang dikeringkan di Sentra Penggilingan Padi (SPP) Bulog di Karawang, Jawa Barat, Senin (20/5/2024). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) resmi memperpanjang kenaikan atau relaksasi harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium. Ketua Umum Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih, mengeluhkan kenaikan harga beras tak dibarengi dengan harga gabah di tingkat petani yang kian jatuh.

Harga gabah saat ini berkisar antara Rp6.000 hingga Rp6.400 per kilogram (kg), namun ada juga yang seharga di bawah Rp6.000 per kg. Henry menilai harga tersebut tidak menguntungkan petani.

"Hari ini harga gabah di seputar Rp6.000, Rp6.200, Rp6.400, ada yang di bawah Rp6.000 sedikit, dan harga ini belum menguntungkan petani, karena harga produksi Rp6.000 per kg," kata Henry saat dihubungi Tirto, Senin (3/6/2024).

Dia mengaku harga gabah kering panen (GKP) masih terbilang murah dan hanya mampu untuk menutupi biaya produksi, belum sampai mendapatkan untung. Oleh karena itu, Henry mengaku sudah mengusulkan ke Bapanas untuk menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp7.000 per kg.

"Kita sudah usungkan ke Bapanas," ungkap Henry.

Ketua Serikat Petani Indonesia itu juga membeberkan dengan dinaikkannya HET beras saat ini hanya menguntungkan perusahaan besar. Sebab, banyak perusahaan bergerak membeli gabah di petani secara langsung, tidak melalui Perum BULOG. Dengan begitu, Henry menyoroti adanya ketidaksesuaian harga yang ditetapkan.

"Menurut kita harga beras yang sekarang ini adalah menguntungkan perusahaan-perusahaan besar yang saat ini bergerak dalam membeli gabah di petani secara langsung dan juga mengolahnya di pabrik mereka yang besar," ujar Henry.

"Dan mereka terkait langsung dengan perusahaan ritel bisnis yang besar-besar," imbuh Henry.

Untuk diketahui, perpanjangan kenaikan HET beras berlangsung sampai aturan baru terkait HET yang akan masuk di dalam perubahan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 7 Tahun 2023 terbit.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menuturkan kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi tantangan pasokan dan harga pangan, di tengah fluktuasi harga komoditas global dan perubahan iklim yang memengaruhi produksi pangan nasional.

"Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan fleksibilitas kepada pelaku usaha dan petani, sekaligus memberikan jaminan kepada konsumen untuk mendapatkan beras dengan harga yang terjangkau," kata Arief dalam keteran resmi yang diterima, Minggu (2/6/2024).

Baca juga artikel terkait HARGA BERAS RI atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin