Menuju konten utama

Curhat Petani Tidak Menikmati Untung saat Harga Beras Mahal

Petani mengakui tidak bisa menikmati kenaikan harga beras yang terus meroket hingga saat ini.

Curhat Petani Tidak Menikmati Untung saat Harga Beras Mahal
Petani memanen padi di areal persawahan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (18/3/2024). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU

tirto.id - Ketua Umum Serikat Petani, Henry Saragih, mengakui petani tidak bisa menikmati kenaikan harga beras yang terus meroket hingga saat ini. Dia menuturkan, harga gabah di tingkat petani anjlok hasilnya pun menjadi tidak selaras.

Dia menuturkan, harga gabah saat ini hanya berkisar Rp6.200 per kilogram (kg) sampai dengan Rp6.400. Bahkan, di beberapa tempat ditemui harga gabah turun di bawah Rp6.000 per kg.

"Bukan saja kenaikan harga beras di atas dari HET, sekarang pemerintah sebutnya relaksasi HET, jadi kenaikan harga beras sekarang ini tidak dinikmati petani," kata Henry kepada Tirto, Kamis (21/3/2024).

"Sekarang di tengah musim panen, harga gabah jatuh lagi, dari Rp7.000 jadi Rp6 ribuan, ada Rp6.200 ada Rp6.400 bahkan ada di bawah Rp6.000 di beberapa tempat," imbuhnya.

Sebelum masuk masa panen, harga gabah sempat tembus di atas Rp7.000 per kg. Dia mengakui harga tersebut tidak menguntungkan petani lantaran tidak adanya produksi padi saat itu.

"Kemarin sewaktu harga gabah tinggi di atas Rp7.000, petani belum panen dan belum musim panen," kata Henry.

Lebih lanjut, dia menuturkan, langkah pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) beras tidak tepat. Fokus utama yang seharusnya diselesaikan adalah menaikkan harga gabah di tingkat petani terlebih dahulu karena sudah telalu murah.

"Kita tidak setuju harga eceran beras dinaikkan, harusnya harga gabahnya dulu yang dinaikkan, sama memang pemerintah bukan saja menata ini dari segi harga tapi masalah penyediaan stok pangan dan distribusi," ucap Henry.

Henry pun meminta pemerintah fokus membenahi harga gabah. Dia pun menuntut agar harga pembelian pemerintah naik mencapai Rp7.000 per kg.

Untuk diketahui, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperpanjang kenaikan harga eceran tertinggi (HET) beras premium dari Rp13.900/kg menjadi Rp14.900 per kg hingga April 2024.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, mengatakan Presiden Joko Widodo telah menyetujui relaksasi HET dengan kenaikan harga beras sebesar Rp1.000 per kg itu diperpanjang selama sebulan ke depan.

"Bapanas menyampaikan pada Pak Presiden agar relaksasi harga beras premium sebelumnya (Rp) 13.900 ke (Rp) 14.900 kita minta izin dan disetujui untuk diperpanjang satu bulan supaya stok di market, terutama modern market dan outlet-outlet terjaga," kata Arief saat memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/3/2024) dilansir dari Antara.

Arief menjelaskan relaksasi HET beras premium sebelumnya telah diberlakukan sementara mulai 10 Maret hingga 23 Maret 2024.Perpanjangan waktu ini bertujuan menjaga stok beras tersedia di pasaran, baik pasar ritel modern maupun pasar tradisional.

Diperpanjangnya kebijakan ini juga dilakukan untuk menunggu turunnya harga gabah kering panen (GKP) menjelang panen raya pada Maret dan April.

"Kan sampai 24 [Maret] ini, 24 kita perpanjang lagi, dari 24 sampai 24 [April] berikutnya lah, karena kan supaya beras itu tetap ada di pasar, sambil sesuaikan GKP untuk turun," kata Arief.

Baca juga artikel terkait HARGA BERAS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin