tirto.id - Tak terima kalah dari Indonesia, Pesilat Malaysia Mohd Al Jufferi Jamari merusak fasilitas warming up room yang ada di belakang arena padepokan pencak silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), karena tak terima kalah dari Indonesia, Senin (26/8/2018).
Pada babak final kelas E (65 - 70 kilogram), Al Jufferi ditaklukan pesilat Indonesia Komang Harik Adi Putra. Al Jufferi memilih untuk walk out ketimbang menyelesaikan pertarungan yang tinggal menyisakan satu menit.
Usai pertandingan, Al Jufferi terdengar berteriak-teriak memaki juri yang menurutnya tak adil. Selang beberapa detik kemudian terdengar suara keras di ruang pemanasan atlet.
Sambil bertelanjang dada, terlihat Al Jufferi menendang dinding eternit pembatas hingga jebol. Sesekali dia meneriakkan syahadat dan takbir.
Kepada wartawan, Al Jufferi mengaku meminta maaf. Kata dia, pelampiasan itu ia lakulan sebab tak terima dengan perlakuan juri yang tak adil.
"Saya tidak ada masalah dengan pesilat Indonesia atau penyokong Indonesia. Yang saya kesal yaitu juri. Terutama juri 1 dan 3. Sebagai pesilat saya merasa tak dihormati," tukasnya.
Kemenangan Komang ini sungguh tak terduga. Sebab lawan yang dihadapinya adalah peraih emas pada Sea Games 2017. Jufferi pun berstatus sebagai juara bertahan pada kejuaraan dunia silat 2016 lalu.
Menyusul Puspa, Yola Primadona Jampil dan Hendy juga memberi emas pada nomor seni ganda putra. Pada beregu putra emas di persembahkan Nunu Nugraha, Asep Yuldan Sani dan Anggi Faisal Mubarok.
Sementara pada pertandingan tarung putera, medali emas dipersembahkan Aji Bangkit Saputra yang turun pada nomor 80-95 kilogram.
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Yandri Daniel Damaledo