tirto.id - Gerald Piter Runtuthomas, eks kader Partai Demokrat yang mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang pekan lalu, membeberkan bagaimana ia diajak untuk ikut dan memilih Moeldoko sebagai ketua umum partai.
Gerald Piter Runtuthomas merupakan bekas Wakil Ketua DPC PD Kotamobagu, Sulawesi Utara. Ia memberikan keterangan pada Senin (8/3/2021) sore.
Awalnya, pada 18 Februari, ia mengaku diajak untuk ikut KLB oleh seorang eks Partai Demokrat bernama Vecky Gandey. Vecky sudah dinonaktifkan, dipecat, dan kartu anggotanya sudah ditarik oleh partai.
"Saya dihubungi via WhatsApp, 'Tujuannya ganti ketua menjadi Moeldoko. Kita adalah gerbong Pak Moeldoko'," kata Gerald, menirukan ucapan Vecky.
Gerald mengaku semula menolak ajakan itu. Ia mengklaim masih cinta kepada Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Namun, esok harinya, Vecky masih menghubungi Gerald. Gerald dijanjikan uang besar jika ingin ikut KLB.
"OK, saya ikut karena diiming-imingi uang besar: Rp100 juta. Pertama kalau tiba di lokasi akan dapat 25 persen. Setelah KLB, dapat sisanya," kata dia.
Namun, Gerald mengaku janji itu isapan jempol belaka. "Tapi nyatanya cuma Rp5 juta," kata dia.
Ia mengatakan saat KLB berlangsung, proses pemilihan ketua umum secara voting sangat rancu dan tidak jelas mekanismenya.
Kata Gerald, saat itu posisi pimpinan sidang dipegang oleh Jhoni Allen Marbun. Jhoni hanya bertanya kepada seluruh peserta siapa yang pantas jadi ketua umum. Peserta menjawab dua nama: Marzuki Alie dan Moeldoko.
"Setelah ditanya lagi, tiba-tiba Jhoni mengetuk palu dengan ditetapkan Moeldoko sebagai ketua. Padahal dia enggak ada di lokasi. Ditambah dia bukan anggota Demokrat. Dia masuk jadi anggota setelah dibacakan tata tertib KLB," katanya.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Abdul Aziz