tirto.id - Relawan Kesehatan Untuk Indonesia, dr. Eva membenarkan bahwa ada satu orang dari massa aksi yang pingsan. Namun ia belum bisa memberitahukan penyebabnya.
"Tadi muntah abis makan roti, kita enggak tahu penyebabnya pokoknya abis makan roti muntah," ujarnya saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (27/6/2019).
Ia juga belum bisa menyimpulkan, apakah roti yang dikonsumsi korban merupakan sebab terjadinya muntah. "Jadi kita enggak bisa men-judge muntah karena apa," ujarnya.
Eva mengaku hanya memberikan pertolongan pertama pada korban yang ternyata seorang perempuan berusia 50 tahun asal Palembang. Untuk penanganan lanjutan, ia merujuk korban ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan.
"Tim medis saya ngecek, kita lihat foto ya pasien sudah duduk. Dokter juga yang lihat. Lebih baik posisinya sekarang," pungkasnya.
Sebelumnya, koordinator lapangan aksi Abdullah Hehamua memperingatkan massa agar tidak menerima makanan dan minuman dari sembarang orang. Ia pun melarang massa membeli makanan dan minuman dari pedagang kaki lima.
Ia mengklaim sudah ada satu orang yang dilarikan ke rumah sakit lantaran keracunan. "Sudah ada informasi 1 orang sudah kena racun, sudah masuk ambulans," kata Abdullah dalam orasinya, Jakarta Pusat, Kamis.
Namun, usai mendengar informasi keracunan makanan tersebut, polisi langsung turun tangan untuk memeriksa kebenarannya.
“Kami masih cek di mana keberadaan dia [korban keracunan],” ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Argo Yuwono, saat dikonfirmasi Tirto, Kamis (27/6/2019).
Dari informasi yang diperoleh, kata Argo, peserta aksi yang diketahui bernama Heni itu membawa makanan sendiri, meskipun ada pula jatah makanan yang dikoordinasikan.
Heni dikabarkan mengeluh sakit perut saat mengikuti aksi, kemudian dibawa ke rumah sakit oleh petugas Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
“Massa bawa makanan sendiri, ada juga yang mengkoordinasikan (soal jatah makan)," jelas Argo.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Alexander Haryanto