tirto.id - PT Pertamina (Persero) meminta warga mampu atau orang kaya tak membeli Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi. Hal itu guna menjaga stok elpiji subsidi di pasaran tetap stabil.
Pjs Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting berharap pelanggan elpiji non subsidi tak mengambil hak pelanggan subsidi meski ada kenaikan harga.
"Kami mengimbau agar pengguna LPG non subsidi tidak beralih ke LPG subsidi," kata Irto kepada reporter Tirto, Kamis (30/12/2021).
Irto mengatakan Pertamina telah menaikkan harga elpiji non subsidi Rp1.600-2.600/kg sejak Sabtu (25/12/2021). Dengan kenaikan tersebut, harga elpiji non subsidi dengan berat 12 kg yang tadinya dijual Rp155 ribu melonjak jadi Rp180 ribu.
Menurut Irto, kenaikan tersebut membuat pola konsumsi masyarakat berubah dari menggunakan elpiji non subsidi menjadi elpiji yang disubsidi pemerintah. Oleh karena itu, Pertamina terus mengedukasi masyarakat agar penyaluran elpiji subsidi tepat sasaran.
"Ini akan dilakukan bersama-sama dengan seluruh stakeholder dan masyarakat," kata dia.
Irto menjelaskan penyesuaian harga elpiji non subsidi terakhir dilakukan pada 2017. Sementara harga Contract Price Aramco (CPA) pada November 2021 tercatat 74 persen lebih tinggi dibandingkan penyesuaian harga 4 tahun yang lalu.
Menurut Irto, kenaikan harga ini untuk mendukung penyeragaman harga elpiji ke depan serta menciptakan keadilan harga antar daerah.
Adapun elpiji subsidi 3 kg yang secara konsumsi nasional mencapai 92,5 persen tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Gilang Ramadhan