tirto.id -
"Untuk mengantisipasi tingginya permintaan, kami akan pastikan stok dalam kondisi aman dan distribusi ke SPBU akan kami maksimalkan," kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, di Jakarta, Senin (22/8/2022).
Lebih lanjut, dia menuturkan ketahanan stok untuk Pertalite dan Solar per 19 Agustus kemarin di atas 19 hari dan produksi terus dilakukan. Sementara itu, proses distribusi dan kondisi stok di SPBU juga akan terus dimonitor secara real time melalui Pertamina Integrated Command Centre (PICC), sehingga SPBU stoknya sudah dibatas bisa segera disuplai kembali.
“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir. Kami mengimbau masyarakat tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani mengingatkan kepada pemerintah agar menyiapkan diri menghadapi krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite. BBM bersubsidi ini sudah membebani APBN dan perlu rencana cadangan (contingency plan) dalam penyalurannya.
“DPR berharap pemerintah bergerak cepat menyiapkan contingency plan saat kuota Pertalite benar-benar kritis,” seru Puan dalam siaran persnya, dikutip Sabtu (13/8/2022).
Dia mengatakan konsumsi Pertalite sudah mendekati batas kuota subsidi yang ditetapkan pemerintah, yaitu 23,05 juta kiloliter (KL). Cadangan yang ada diperkirakan hanya bisa disalurkan hingga September 2022. Adapun hingga Juli lalu, konsumsi Pertalite sudah mencapai 16,8 juta KL.
Tingginya konsumsi Pertalite terjadi akibat BBM jenis Premium ditiadakan. Untuk itu, lanjut Puan, contingency plan perlu dibarengi dengan penambahan anggaran subsidi BBM bagi rakyat yang memang sangat membutuhkan.
"Apalagi di sejumlah daerah sudah terjadi kelangkaan Pertalite dan menyulitkan masyarakat,” ucap politisi PDI-Perjuangan tersebut.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin