Menuju konten utama

Pertamina Buka Peluang Kemitraan untuk Bantu Kelola Blok Rokan

Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya membuka peluang sebesar-besarnya kepada para investor yang ingin bermitra untuk mengelola Blok Rokan.

Pertamina Buka Peluang Kemitraan untuk Bantu Kelola Blok Rokan
Ilustrasi. Menteri ESDM Ignasius Jonan bersama Plt Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati melakukan kunjungan ke proyek Refinery Development Master Project (RDMP) Refinery Unit V Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (26/4/2018). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

tirto.id - PT Pertamina (Persero) memastikan akan mulai mengelola Blok Rokan di Provinsi Riau pada 2021. Rencana tersebut merupakan tindak lanjut setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina.

Sejak 1971, pengelolaan Blok Rokan dilakukan oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Masa kontrak dengan Chevron itu pun akan habis pada September 2021.

“Blok ini sudah [dieksplorasi selama] 94 tahun. Dari [produksi] satu juta ke 17 ribu. Ini memang karakter sumur, kalau tidak ada discovery, maka akan menurun. Tinggal seberapa cepat diambil saja,” jelas Plt Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, di Wisma Antara, Jakarta pada Rabu (1/8/2018).

Lebih lanjut, Nicke mengungkapkan tekad perseroan yang akan meningkatkan produksi minyak di sana. Nicke menyebutkan setidaknya ada dua cara yang bakal ditempuh Pertamina, yakni dengan cara konvensional dan nonkonvensional.

Nicke mengaku, Pertamina sudah mempelajari data teknis yang terkait dengan Blok Rokan. Untuk itu, ia menilai perlu adanya penerapan teknologi dalam melakukan eksplorasi di sejumlah titik.

“Kita harus menambah area,” ungkap Nicke.

Di Blok Rokan sendiri memang terdapat dua lapangan minyak yang utama, yakni Minas dan Duri. Penurunan produksi dari eksplorasi dua lapangan minyak itulah yang lantas membuat Nicke yakin Pertamina harus menambah titik eksplorasi.

Selain itu, Nicke mengatakan bahwa Pertamina juga akan meningkatkan produksi minyak lewat penerapan teknologi EOR (Enhanced Oil Recovery).

Adapun teknologi pengurasan minyak itu memang sudah dilakukan di Blok Rokan saat ini. Nicke lantas menyatakan Pertamina bakal meneruskannya serta berupaya agar kapasitas produksinya bisa bertambah.

Saat disinggung mengenai rencana menggandeng investor dalam mengelola Blok Rokan, Nicke tidak menampiknya. Ia mengaku Pertamina membuka peluang seluas-luasnya bagi investor manapun yang memang tertarik untuk bermitra.

“Tujuan mencari partner ini untuk memitigasi risiko, yakni risiko teknologi dan juga risiko pendanaan. Banyak pihak yang berminat, dan peluang untuk melakukan kerja sama itu memang terbuka guna memitigasi risiko,” kata Nicke.

Keputusan untuk mempercayakan Pertamina dalam mengelola Blok Rokan ini seolah mengulang jatuhnya Blok Mahakam ke Pertamina setelah kontraknya dengan PT Total E&P habis. Pengelolaan Blok Rokan oleh perusahaan pelat merah itu sekaligus menjamin pemenuhan pasokan minyak di kilang-kilang milik Pertamina.

Meski tingkat produksinya menurun, namun potensi Blok Rokan masih relatif besar. Berdasarkan catatan SKK Migas, realisasi produksi minyak siap jual (lifting) di Blok Rokan per Maret 2018 tercatat mencapai 212 ribu barel per hari (bph). Dengan produksi sebesar itu, Blok Rokan dapat mendominasi pasokan produksi minyak nasional.

Baca juga artikel terkait BLOK ROKAN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo