Menuju konten utama

Pergantian Ketua DPR Dinilai Tak Pengaruhi Kerja Buruk Legislatif

"Rasanya tak ada gunanya pimpinan-pimpinan itu bekerja, DPR bisa berjalan tanpa ada pimpinan-pimpinan itu," kata Lucius.

Pergantian Ketua DPR Dinilai Tak Pengaruhi Kerja Buruk Legislatif
Gedung DPR RI. tirto/andrey gromico

tirto.id - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (FORMAPPI) Lucius Karus mengatakan, beberapa kali pergantian Ketua DPR RI, termasuk era Bambang Soesatyo, tidak sama sekali mengubah kinerja buruk legislatif. Ia juga menilai, kinerja DPR RI saat ini merupakan yang terburuk sejak era Reformasi.

Untuk itu, ia menilai, desakan agar segera mencari pengganti Taufik Kurniawan sebagai Wakil Ketua DPR tidak terlalu penting karena tidak akan memberikan perubahan terhadap kinerja legislatif. Kini, Taufik adalah tersangka KPK.

"Enggak ada perubahan. Makanya saya juga enggak merasa penting-penting amat untuk mendesak pergantian Taufik Kurniawan, karena bagi saya DPR jelang akhir masa bakti mereka, rasanya tak ada gunanya pimpinan-pimpinan itu bekerja. DPR bisa berjalan tanpa ada pimpinan-pimpinan itu," kata Lucius di kantor FORMAPPI, Jumat (23/11/2018) sore.

Ia juga menilai, para pemimpin DPR RI tidak bisa menjadi teladan yang baik untuk anggota dewan lainnya dan masyarakat luas. Beberapa hal buruk tersebut seperti kasus korupsi Setya Novanto hingga Fadli Zon yang pernah termakan hoaks Ratna Sarumpaet.

"Bagaimana kemudian pimpinan DPR terlibat hoaks, bagaimana kita bisa katakan dia juru bicara lembaga presitius, tapi karena hoaks saja dia begitu berapi-api menyampaikan kepada publik. Saya kira ini menyesatkan," kata Lucius.

Lucius menilai, kasus Taufik Kurniawan yang dijerat KPK harus bisa menjadi pelajaran. Tak hanya itu, Lucius mengatakan, kinerja DPR RI masa sidang 1 tahun 2018-2019 menjadi periode kinerja terburuk legislatif sejak Reformasi. DPR dinilai tak menjalankan fungsi legislatifnya dengan baik.

"Saya kira secara umum bisa kita katakan sangat buruk, kalau dibandingkan dengan DPR-DPR periode lain sejak era Reformasi. Ada kecenderungan penurunan sejak tahun pertama. Tahun pertama ada 3 RUU yang disahkan. Tahun kedua sempat naik 10 RUU, tapi kemudian terus turun sekarang sudah 4 RUU dari 50 yang direncanakan. Tahun lalu ada 6 yang disahkan dari 52 RUU," katanya.

Lucius menilai, minimnya RUU yang dihasilkan menjadi salah satu faktor terbesar mengapa kinerja DPR RI saat menjadi paling terburuk. Ia mengatakan, DPR RI saat ini tak patut dibanggakan karena tak menjalankan fungsi legislatifnya dengan baik.

Baca juga artikel terkait KINERJA DPR atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Alexander Haryanto