tirto.id - Perang antara Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke-162. Menurut berita terbaru, Kamis, 4 Agustus 2022, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengaku ingin berbicara langsung dengan pemimpin Cina, Xi Jinping untuk melobi Rusia mengakhiri perang.
“Ini [Cina] adalah negara yang sangat kuat. Ini adalah ekonomi yang kuat. Jadi (itu) secara politik, ekonomi dapat mempengaruhi Rusia. Dan China [juga] anggota tetap dewan keamanan PBB,” kata Zelenskyy seperti dikutip The Guardian dari SCMP.
Namun demikian, sampai sejauh ini, Cina justru tidak mengutuk invasi Rusia terhadap Ukraina. Bahkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Xi Jinping mengatakan pihaknya akan mendukung "kedaulatan dan keamanan" Rusia.
Menurut data UNHCR, sekitar 6 juta pengungsi dari Ukraina sekarang tercatat di seluruh Eropa. Sedangkan di Polandia ada sekitar 1,25 juta pengungsi dari Ukraina.
Situasi Terkini Perang Rusia dan Ukraina
Al Jazeera melaporkan, penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovych mengatakan serangan timur Rusia ditujukan untuk memaksa Ukraina mengalihkan pasukan dari wilayah Zaporizhzhia.
Sementara itu, Gubernur wilayah Donetsk, Pavlo Kyrylenko mengatakan tiga warga sipil tewas di Bakhmut, Maryinka dan Shevchenko dan lima terluka dalam 24 jam terakhir.
Gubernur Mykolaiv, Kharkiv, dan Dnipropetrovsk melaporkan bahwa wilayah mereka telah ditembaki semalaman sehingga mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur dan rumah sipil. Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan Kyiv dan Moskow telah bertukar tahanan.
Saat ini, PBB sedang melakukan misi pencarian fakta untuk menanggapi permintaan dari Rusia dan Ukraina. Hal itu terjadi setelah 53 tawanan perang Ukraina tewas dalam ledakan di barak Olenivka.
Seorang pejabat Rusia di Ukraina mengklaim tentara Ukraina memakai senjata barat untuk menyerang pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Di sisi lain, Ukraina menarik 40 pasukan penjaga perdamaian dari misi yang dipimpin NATO di Kosovo, yang berjumlah 3.800 anggota.
Editor: Iswara N Raditya