tirto.id - Korps Garda Revolusi Islam Iran atau Iran’s Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) menyerang Kota Erbil di wilayah Kurdi, Irak Utara, dengan meluncurkan rudal balistik pada Senin malam tanggal 15 Januari 2024 waktu setempat.
Serangan itu diklaim IRGC sebagai upaya mereka untuk menghancurkan markas musuh anti-Iran. Mereka mengatakan, markas besar agen mata-mata Israel, Mossad berada di Erbil, pusat wilayah semi-otonom Kurdi Irak yang berdekatan dengan kantor Konsulat Amerika Serikat (AS).
"Rudal balistik digunakan untuk menghancurkan pusat-pusat spionase dan pertemuan-pertemuan kelompok-kelompok teroris anti-Iran di wilayah tersebut pada malam hari," kata pernyataan yang dilasir media pemerintah Iran, IRNA dikutip Al Jazeera.
Sedikitnya delapan ledakan terdengar di Erbil pada Selasa pagi. Lalu lintas udara di Bandara Erbil juga dihentikan, kata tiga sumber keamanan kepada Reuters.
AP News mewartakan, seorang pejabat milisi Irak yang didukung Iran mengatakan 10 rudal jatuh di daerah dekat konsulat AS. Ia mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut diluncurkan oleh IRGC. Kedua pejabat tersebut berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya.
Di lain pihak, seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan bahwa AS telah melacak rudal-rudal tersebut, dan tidak ada fasilitas AS yang diserang atau dirusak dalam serangan tersebut. Pejabat itu mengatakan indikasi awal adalah bahwa serangan itu "sembrono dan tidak tepat".
Empat Orang Tewas dalam Serangan Iran di Erbil Irak
Al Jazeera melaporkan, dewan keamanan Kurdistan Irak mengumumkan, serangan itu telah mengakibatkan empat orang tewas dan enam lainnya terluka. Partai Demokratik Kurdistan menyebut, PeshrawDizayee, seorang pengusaha terkemuka dalam bidang properti dan jasa keamanan, termasuk di antara beberapa warga sipil yang terbunuh.
"Ini adalah serangan teroris, sebuah tindakan yang tidak manusiawi yang telah dilakukan terhadap Erbil. Erbil tidak akan takut atau terguncang," kata Gubernur Erbil Omed Khoshnaw, menurut kantor berita Irak, Rudaw.
Masih diwartakan AP News, pada tahun 2022, IRGC mengaku bertanggung jawab atas rentetan rudal yang menghantam daerah yang sama di dekat kompleks konsulat AS di Erbil. Saat itu, mereka mengatakan bahwa itu adalah pembalasan atas serangan Israel di Suriah yang menewaskan dua anggota Garda Revolusionernya.
Serangan terbaru pada Senin malam terjadi pada saat ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut dan kekhawatiran akan meluasnya perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober, milisi-milisi yang didukung Iran di Irak telah melancarkan serangan-serangan pesawat tak berawak hampir setiap hari ke pangkalan-pangkalan yang menampung pasukan-pasukan Amerika Serikat di Irak dan Suriah.
Kelompok-kelompok mengatakan bahwa serangan mereka adalah pembalasan terhadap dukungan AS kepada Israel, dan sebagai upaya untuk memaksa pasukan-pasukan AS meninggalkan wilayah tersebut.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra & Balqis Fallahnda