Menuju konten utama

Penyebab Night Terror pada Anak dan Cara Mengatasinya

Ada beberapa penyebab terjadinya mimpi buruk yang lebih dramatis (night terror) pada anak-anak dan cara mengatasinya.

Penyebab Night Terror pada Anak dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Mimpi Buruk. foto/istockphoto

tirto.id - Mimpi buruk yang lebih dramatis bisa mengarah pada istilah night terror. Tak hanya dirasakan orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya. Lantas, apa penyebab dan bagaimana cara mengatasi night terror yang dialami anak?

Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia. Memiliki siklus tidur yang baik dan berkualitas dapat memberikan efek baik bagi metabolisme tubuh. Metabolisme yang baik akan mendukung kelancaran aktivitas sehari-hari.

Kualitas tidur bisa dipengaruhi oleh seberapa sering orang terbangun karena mimpinya. Apabila Anda mengalami mimpi yang indah kemungkinan terbangun di tengah malam menjadi sedikit.

Namun, apabila Anda mengalami mimpi buruk, hal tersebut memungkinkan Anda terbangun dan bahkan tidak dapat tidur kembali karena rasa takut yang menyelimuti.

Dilansir dari Kids Health, mimpi buruk atau gangguan tidur yang lebih dramatis bisa disebut dengan istilah night terror.

Orang dewasa mungkin bisa mengontrol night teror yang mengganggu, namun anak-anak terkadang susah melakukannya. Perlu pengawasan dari orangtua agar anak tetap dapat tidur dengan baik dan nyaman.

Penyebab Night Terror

Orangtua perlu tahu bahwa night terror pada anak biasanya terjadi pada 2 atau 3 jam setelah anak tertidur.

Apabila anak mengalami night terror akan terlihat tanda-tanda, seperti terduduk tegak di kasur, berteriak atau menjerit ketakutan, detak jantung anak lebih cepat, keringat dingin, berteriak minta tolong, bahkan terbangun dengan kekesalan atau rasa takut berlebihan.

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak-anak mengalami night terror, di antaranya:

  • Lelah, sakit , atau stres.
  • Setelah anak minum obat tertentu.
  • Tidur di lingkungan yang baru sehingga mengalami homesick.
  • Memiliki riwayat tidur yang buruk.
Anak yang terlalu sering mengalami night terror akan memperlihatkan perubahan tindakan. Pada bayi atau anak di bawah umur, mereka bisa memiliki kebiasaan baru yang merupakan efek dari night terror, seperti menghisap jempol, memainkan rambut, atau memainkan area muka.

Sedangkan pada anak yang mulai beranjak dewasa, mereka yang sering mengalami night terror akan mengalami perubahan mulai dari berbohong, menggertak, atau menentang sesuatu hal bahkan orangtuanya sendiri.

Cara Mengatasi Night Terror

Menghindari hal-hal buruk yang bisa saja terjadi, orangtua memiliki peranan penting untuk menjaga kualitas tidur anak agar night teror tidak sering dialami.

Dilansir Harvard Health Publishing, ada 4 aktivitas yang bisa dilakukan bersama anak supaya terhindar dari kelelahan dan penyebab night teror lainnya agar kualitas tidur tetap baik dan terjaga.

1. Membuat jadwal kegiatan anak

Buatlah rangkaian kegiatan atau jadwal untuk anak mulai dari bangun, aktivitas hingga tidur kembali. Dengan membuat jadwal kegiatan, Anda bisa memperhitungkan kapan anak harus tidur siang dan beristirahat malam. Jadwal kegiatan yang dibuat akan membuat anak memiliki pola hidup yang baik dan teratur.

2. Jadwalkan waktu tidur lebih awal

Biasakan anak Anda untuk beristirahat malam lebih awal. Anda bisa mengajak anak tidur pada jam 08.00 atau 08.30 malam. Mengatur jam tidur anak lebih awal akan mendukung kesiapan dia untuk memulai aktivitas keesokan harinya. Pastikan sebelum anak mengawali aktivitas mereka sudah memiliki waktu tidur minimal 8 sampai 10 jam.

3. Hindarkan anak bermain ponsel sebelum tidur

Membiarkan anak menatap layar ponsel sebelum tidur akan membuat mereka justru mengalami kesulitan tidur. Apabila anak tetap ingin bermain ponsel, aturlah jam menggunakan ponsel setidaknya satu jam sebelum tidur jangan perbolehkan anak memainkan ponsel.

4. Tidak mengubah rutinitas tidur di akhir pekan

Orangtua biasanya memberikan kebebasan pada anak-anak untuk melakukan aktivitas di luar rutinitas di akhir pekan. Namun kelonggaran atau kebebasan yang diberikan juga harus dalam kontrol orang tua. Setidaknya orangtua tetap mengatur kapan mereka tidur dan bangun demi menyiapkan aktivitas di esok hari.

Baca juga artikel terkait MIMPI BURUK atau tulisan lainnya dari Cornelia Agata Wiji Setianingrum

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Penulis: Cornelia Agata Wiji Setianingrum
Editor: Iswara N Raditya