tirto.id - Penyebab mati rasa pada tubuh, gejala, hingga cara mengatasinya merupakan informasi yang banyak dicari oleh orang yang mengalami masalah kesehatan mati rasa di sejumlah bagian tubuh.
Mati rasa adalah hilangnya rasa atau sensasi pada suatu area tubuh. Mati rasa dapat terjadi secara menyeluruh (tidak ada rasa sama sekali) atau sebagian (rasa yang lebih sedikit dari biasanya).
Biasanya mempengaruhi tangan, jari, kaki, lengan atau tungkai, tetapi dapat terjadi di bagian tubuh mana pun. Mati rasa biasanya merupakan tanda adanya masalah pada saraf, meskipun ini adalah gejala umum dari berbagai kondisi medis yang berbeda.
Seperti dilansir dari situs kesehatan Cleveland Clinic, sebagian besar kasus mati rasa tidak serius. Pada kasus yang lebih parah, mati rasa dapat menyebabkan komplikasi yang berkaitan dengan tidak merasakan nyeri.
Mati rasa bisa menyebabkan luka bakar, ini dapat terjadi karena seseorang tidak mampu merasakan nyeri akibat panas yang tinggi. Orang yang mengalami mati rasa tidak bisa membedakan panas dan dingin atau merasakan getaran.
Mati rasa juga dapat menyebabkan masalah keseimbangan dan koordinasi. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengemudi atau berjalan.
Gejala Mati Rasa pada Tubuh
Medical News Today menulis, mati rasa dan kesemutan biasanya terjadi karena masalah pada sistem saraf atau peredaran darah. Mati rasa dan kesemutan dapat bersifat sementara, tetapi gejala yang menetap dapat diakibatkan oleh kondisi yang lebih parah, seperti stroke.
Mati rasa dan kesemutan adalah jenis parestesia sementara. Sensasi ini dapat terjadi setelah duduk atau berdiri dalam posisi tertentu atau bahkan mengenakan pakaian yang ketat terlalu lama. Hal ini memberikan tekanan pada saraf dan pembuluh darah, sehingga mengurangi sensasi.
Gejala mati rasa dan kesemutan yang berlangsung lama, parah, atau melumpuhkan biasanya merupakan tanda kondisi neurologis atau kerusakan saraf. Perawatannya akan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Masalah kesehatan ini dapat terjadi di sejumlah bagian tubuh seperti tangan, lengan, lidah, wajah, hingga kaki. Banyak hal yang dapat menjadi pemicu terjadinya mati rasa dan kesemutan, termasuk duduk dengan menyilangkan kaki atau tertidur dengan lengan tertindih.
Kadang-kadang mati rasa dan kesemutan terus berlanjut, dan tidak ada penyebab yang jelas dari sensasi tersebut. Hal ini bisa jadi gejala dari suatu kondisi, seperti multiple sclerosis, atau cedera. Untuk mengetahuinya secara pasti, perlu dilakukan sejumlah uji kesehatan oleh dokter ahli.
Penyebab Mati Rasa pada Tubuh
Healthline melaporkan, sejumlah aktivitas sehari-hari terkadang dapat menyebabkan mati rasa. Misalnya, berdiri atau duduk dalam satu posisi untuk waktu yang lama, duduk bersila, tertidur dengan lengan tertindih tubuh atau bantal.
Aktivitas tersebut dapat memberikan tekanan pada saraf. Namun, mati rasa karena aktivitas serupa dapat teratasi dengan cepat, sensasi mati rasa akan segera hilang ketika menggerakkan bagian tubuh yang terdampak.
Selain itu, kemungkinan penyebab mati rasa dan kesemutan bisa juga terjadi karena gigitan serangga atau hewan, merkuri dan racun lain yang ditemukan dalam makanan laut, rendahnya kadar vitamin B12, kalium, kalsium, atau natrium dalam tubuh.
Tidak hanya itu, terapi radiasi, obat-obatan, terutama kemoterapi dapat pula menjadi penyebab mati rasa. Kemudian, dalam sejumlah kasus, cedera tertentu dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan, seperti cedera saraf di leher atau hernia diskus di tulang belakang.
Gangguan saraf bisa juga menjadi penyebab mati rasa seperti tekanan pada saraf, pembuluh darah yang membesar. Dapat juga terjadi karena gangguan pada ligament, tendon, jaringan parut dan jaringan lunak di sekitarnya.
Penyakit tumor, infeksi, dan peradangan atau pembengkakan pada sumsum tulang belakang atau otak juga dapat menyebabkan mati rasa.
Kerusakan pada kulit akibat ruam, peradangan, atau cedera adalah penyebab lain dari mati rasa dan kesemutan. Kondisi yang dapat menyebabkan jenis kerusakan kulit ini termasuk radang dingin dan herpes zoster.
Beberapa kondisi medis juga bisa menyebabkan mati rasa dan kesemutan seperti diabetes, migrain, dan Fenomena Raynaud, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke ekstremitas, seperti jari tangan dan kaki.
Lalu pada penderita sklerosis multiple, neuropati atau kerusakan saraf, seperti sindrom lorong karpal, gangguan kejang, stroke, ministroke, juga dikenal sebagai serangan iskemik transien, aterosklerosis, atau pengerasan arteri, tiroid yang kurang aktif memiliki kemungkinan mengalami mati rasa.
1. Penyebab mati rasa pada tangan
Mayo Clinic menulis, mati rasa pada tangan dapat disebabkan oleh kerusakan, iritasi, atau kompresi saraf atau cabang saraf di lengan dan pergelangan tangan.
Penyakit yang memengaruhi saraf tepi, seperti diabetes, juga dapat menyebabkan mati rasa. Namun, diabetes biasanya menyebabkan mati rasa pada kaki terlebih dahulu lalu menjalar ke bagian tangan.
Kadang-kadang, mati rasa dapat disebabkan oleh masalah pada otak atau sumsum tulang belakang. Ketika hal ini terjadi, lengan atau tangan menjadi lemah atau kehilangan fungsi.
2. Penyebab mati rasa pada kaki
Diktuip dari Verywell Health, kesemutan dan mati rasa pada kaki, yang dikenal sebagai parestesia, adalah hal yang biasa terjadi ketika seseorang duduk dalam posisi yang sama untuk waktu yang lama. Hal ini dapat mengurangi aliran darah atau memberikan terlalu banyak tekanan pada saraf, dan biasanya akan hilang setelah bergerak.
Mati rasa yang berlangsung lama atau tidak dapat dijelaskan pada kaki juga dapat mengindikasikan kondisi medis yang mendasari yang memengaruhi sistem saraf pusat, seperti stroke, multiple sclerosis, ensefalitis, atau gangguan saraf tepi seperti sindrom lorong karpal.
3. Penyebab mati rasa pada wajah
Dirangkum dari Medical News Today,mati rasa pada wajah merupakan gejala dari berbagai kondisi kesehatan, termasuk migrain, alergi, dan Bell's palsy.
Migrain adalah suatu kondisi yang menyebabkan sakit kepala yang parah dan gejala lainnya. Beberapa orang mengalami mati rasa pada wajah selama sakit kepala atau salah satu fase migrain lainnya.
Reaksi alergi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap alergen, yang merupakan zat asing yang umumnya tidak mengancam kesehatan. Alergen dapat berupa sesuatu yang dimakan, dihirup, disuntikkan, atau disentuh. Beberapa alergi dapat menyebabkan wajah terasa mati rasa atau kesemutan.
Bell's palsy adalah suatu bentuk kelumpuhan sementara pada wajah. Kerusakan atau trauma pada saraf wajah dapat menyebabkan kondisi ini.
4. Penyebab mati rasa pada lidah
Seperti ditulis Medical News Today, mati rasa atau sensasi seperti ditusuk-tusuk jarum pada lidah biasanya disebabkan oleh hilangnya sensasi akibat tekanan atau kerusakan pada saraf.
Seseorang dapat mengalami sensasi ini setelah duduk dalam posisi yang tidak nyaman untuk waktu yang lama, atau jika tertidur dengan bertumpu pada lengan.
Pada kasus yang jarang terjadi, mati rasa pada lidah, biasanya diakibatkan oleh pengalaman tertentu, seperti reaksi alergi, stroke, gula darah rendah, atau karena terbakar makanan panas.
Cara Mengatasi Mati Rasa di Berbagai Bagian Tubuh
Seperti telah dijelaskan di atas, mati rasa dapat terjadi di berbagai bagian tubuh dengan penyebab yang berbeda. Dengan demikian, cara mengatasi dan perawatan yang perlu dilakukan untuk mati rasa juga bervariasi tergantung dengan peyebabnya.
Melansir Cleveland Clinic, tujuan pengobatan adalah untuk memperbaiki kondisi yang menyebabkan mati rasa. Penyedia layanan kesehatan akan menentukan perawatan terbaik untuk penderita berdasarkan kondisi yang mendasari dan saraf yang terlibat. Beberapa perawatan umum untuk mati rasa meliputi:
- Obat nyeri saraf.
- Mengatur gula darah pada penderita diabetes.
- Suplemen vitamin untuk mengatasi kekurangan vitamin.
- Latihan terapi fisik untuk memperkuat tulang belakang atau membantu memudahkan gerakan.
- Pembedahan untuk mengangkat tumor atau memperbaiki masalah pada tulang belakang.
- Kebingungan.
- Ketidakmampuan untuk mengontrol kandung kemih atau buang air besar.
- Kehilangan kesadaran.
- Kesulitan bernapas.
- Hilangnya sensasi di wajah atau batang tubuh.
- Kelumpuhan.
- Perubahan bicara atau penglihatan.
- Lemas secara cepat dan tiba-tiba.
- Terjadi secara tiba-tiba.
- Terjadi di "daerah pelana" (paha, bokong dan alat kelamin).
- Mempengaruhi seluruh lengan, seluruh kaki atau seluruh sisi tubuh.
- Terjadi di bawah tingkat tertentu dalam tubuh (misalnya, di bawah dada).
- Menyebar dengan cepat ke area lain di tubuh.
- Tidak memiliki penyebab yang jelas.
- Terjadi selama aktivitas/gerakan yang berulang-ulang.
- Menyebabkan hilangnya kekuatan atau kontrol otot dari waktu ke waktu.
- Disertai dengan ruam.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Addi M Idhom & Balqis Fallahnda