Menuju konten utama

Penyebab Kerusuhan di Jayapura Papua dan Kondisi Terkini

Apa penyebab kerusuhan di Jayapura, Papua, pada 28 Desember 2023? Simak penjelasan penyebab dan kondisi terkini.

Penyebab Kerusuhan di Jayapura Papua dan Kondisi Terkini
Terdakwa kasus dugaan suap dan penerimaan gratifikasi Lukas Enembe bersiap menjalani sidang putusan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (19/10/2023). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/hp.

tirto.id - Kerusuhan terjadi di Jayapura, Papua, pada hari Kamis, 28 Desember 2023. Massa pengantar jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, terlibat bentrok hingga mengakibatkan korban luka dan kerusakan sejumlah bangunan.

Kerusuhan dilakukan oleh massa yang menjemput jenazah Lukas Enembe di Bandara Sentani, Jayapura.

Mereka menolak jenazah dibawa menggunakan mobil menuju tempat persemayaman dan pemakaman.

Massa lalu meminta untuk mengarak jenazah ke Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) di Sentani. Pihak keluarga lantas tidak kuasa menahan keinginan warga hingga mempersilahkannya.

Dalam perjalanan menuju STAKIN, massa pengantar jenazah Lukas Enembe kemudian terlibat aksi anarkis. Mereka melempari gedung hingga terjadi bentrok dengan aparat keamanan.

Jumlah Korban dan Update Terkini

Menurut keterangan pihak kepolisian, kerusuhan di Papua hari Kamis, (28/12), sudah mengakibatkan 14 korban terluka. Salah satunya ialah Pj. Gubernur Provinsi Papua, Muhammad Ridwan Rumasukun.

Pada saat kejadian, Ridwan Rumasukun berada persis di belakang massa pengantar jenazah. Tak ayal, ia terkena lemparan massa.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri juga termasuk salah satu korban aksi massa. Mathius ditengarai sedang berada di dekat lokasi kericuhan. Ia lantas dibawa menuju ke pos polisi terdekat.

Sementara korban luka lainnya ialah 8 orang aparat keamanan dan 5 warga lokal.

Aksi kericuhan massa turut mengakibatkan 1 mobil terbakar dan 5 kendaraan rusak berat. 3 bangunan dan 25 rumah mengalami kerusakan akibat pembakaran.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo mengatakan kerusuhan dipicu aksi sepihak oleh warga yang tidak menghendaki Papua tetap kondusif. Mereka memprovokasi massa untuk melakukan kericuhan.

Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua, Yohanes Walilo menyayangkan insiden ini.

Menurut Yohanes, tidak seharusnya aksi anarkis terjadi di tengah situasi belasungkawa atas meninggalnya Lukas Enembe.

"Harus menjaga nama baik beliau (almarhum Lukas Enembe) karena semasa hidupnya telah banyak berprestasi dan berkarya di tanah Papua ini, tetapi insiden kecil terjadi di luar dari tanggung jawab kami," ucap Yohanes, dikutip Antaranews.

"Kita sebagai orang adat, orang Papua menjunjung tinggi nilai-nilai dan budaya Papua dengan menghargai satu sama lain apalagi di tengah-tengah kedukaan seperti ini," lanjutnya.

Sehari sebelumnya, Rabu, 27 Desember 2023, Pj. Gubernur Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun, sebenarnya sudah mengeluarkan sebuah surat edaran.

Ia menginstruksikan agar warga dan perkantoran di Papua melakukan pengibaran bendera setengah tiang selama 3 hari, sejak Kamis-Sabtu, 28-30 Desember 2023.

Namun, massa pengantar jenazah Lukas Enembe justru terlibat aksi kerusuhan di sepanjang jalan ketika mengarak mantan Gubernur Papua tersebut.

Baca juga artikel terkait KERUSUHAN PAPUA atau tulisan lainnya dari Beni Jo

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Beni Jo
Penulis: Beni Jo
Editor: Beni Jo & Iswara N Raditya