tirto.id - Influencer kebugaran Jo Lindner meninggal dunia di usia 30 tahun setelah mengalami gejala yang berhubungan dengan aneurisma otak.
Penyakit ini terjadi karena penggelembungan pembuluh darah di otak akibat lemahnya dinding pembuluh darah di suatu titik tertentu.
Jo Lindner sempat mengeluhkan rasa sakit di leher beberapa hari sebelum meninggal dunia, hal tersebut diungkapkan oleh Nicha, Kekasih Lindner.
"Kemarin dia meninggal dunia karena aneurisma.. Aku bersamanya di kamar... dia memakaikan kalung yang dibuatnya untukku. Tiga hari yang lalu dia selalu mengatakan merasakan sakit di leher. Kami tidak menyadarinya hingga semuanya terlambat," tulis Nicha di akun instagramnya @immapeaches, Sabtu, 1 Juli 2023.
Lantas apa itu Aneurisma yang menyebabkan Jo Lindner meninggal dunia?
Aneurisma otak disebut juga aneurisma serebral. Aneurisma otak yang pecah dapat menyebabkan kerusakan otak, stroke hemoragik, koma, hingga kematian.
Penyakit ini paling sering dialami oleh wanita usia di atas 40 tahun.
Gejala yang Dirasakan Penderita Aneurisma Otak
Situs web Mayoclinic menjelaskan aneurisma otak atau intrakranial adalah tonjolan atau gelembung yang ada pada pembuluh darah di otak.
Bentuknya kira-kira menyerupai buah beri yang menggantung pada batang.
Seperti jenis aneurisma lainnya, aneurisma otak mungkin tidak memiliki gejala apa pun jika masih berukuran kecil.
Jika ukurannya membesar, penderita bisa mengalami berbagai keluhan, seperti :
- Nyeri dada dan punggung
- Denyut yang kuat di area perut
- Terasa kenyang walau makan hanya sedikit
- Mual, muntah, kepala “keliyengan”
- Nafas pendek dan denyut jantung cepat
- Kejang
- Mati rasa, kesemutan, atau sensasi dingin pada tangan atau kaki
- Kelopak mata turun (ptosis)
- Lemas hingga pingsan
Penyebab Aneurisma Otak
Banyak kasus di mana aneurisma otak terjadi pada orang yang terlahir dengan area lemah pada otak yang kemudian menjadi aneurisma.
Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya aneurisma otak, yaitu:
- Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
- usia lebih dari 40 tahun.
- Berjenis kelamin perempuan, terutama yang sudah menopause.
- Memiliki riwayat cedera kepala.
- Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
- Menggunakan narkoba, terutama kokain.
- merokok.
- Riwayat keluarga dengan aneurisma otak.
Pengobatan bagi Penderita Aneurisma Otak
Langkah pengobatan tergantung pada tingkat gejala dari pasien. Pengobatan pada aneurisma otak pecah dapat memberikan obat untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi.
Pengobatan penyakit ini dengan pengobatan dan fisioterapi untuk memulihkan kondisinya. Jenis obat-obatan yang diberikan dapat berupa:
- Obat antagonis kalsium
- Obat Pereda nyeri
- Obat vasopressor
- Obat anti kejang
Operasi ini memerlukan pembukaan otak untuk dapat menemukan lokasi aneurisma. Dalam operasi ini ini dokter akan memasang klip untuk menghentikan aliran darah ke aneurisma.
Dokter biasanya juga memasang selang kateter dan membuat saluran pintas untuk mengeluarkan cairan dari otak dan tulang belakang sehingga tekanan di otak akan berkurang.
Penulis: Ruhma Syifwatul Jinan
Editor: Dhita Koesno