Menuju konten utama

Penjelasan Sederhana soal Penyebab Resesi Ekonomi Global 2023

Secara sederhana, resesi ekonomi bisa diartikan sebagai kondisi ekonomi negara yang sedang memburuk.

Penjelasan Sederhana soal Penyebab Resesi Ekonomi Global 2023
Ilustrasi Resesi Global. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sejumlah pihak telah memprediksi, tahun 2023 akan terjadi resesi ekonomi global. Pernyataan itu salah satunya dilontarkan oleh Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Lantas apa itu resesi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), resesi adalah kelesuan dalam kegiatan dagang, industri, serta menurunnya kegiatan dagang dan industri.

Kendati demikian, Mahendra Siregar belum bisa memprediksi seberapa serius resesi yang akan terjadi dan berapa lama itu akan berlangsung.

Seperti diberitakan Antara, Mahendra mengatakan, secara keseluruhan, ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di atas 5 persen tahun 2022 dan 2023.

“Jika dalam perkembangan selanjutnya kami merasa diperlukan kebijakan yang tepat untuk mencapai target tersebut, tentu kami akan merumuskan dan mengesahkan (kebijakan tersebut),” ungkapnya.

Apa Penyebab Resesi Ekonomi Global 2023?

Al Jazeera memberitakan, ancaman resesi ekonomi global di tahun 2023 sudah didengungkan oleh tokoh-tokoh dari kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sampai ekonom pemenang Hadiah Nobel Amerika Paul Krugman.

Berdasarkan hasil survei dari Forum Ekonomi Dunia yang berbasis di Swiss, tujuh dari 10 responden dalam sampel 22 ekonom terkemuka mengatakan, mereka percaya resesi global mungkin terjadi pada tahun 2023.

Resesi global itu terjadi karena sejumlah situasi, seperti perang di Ukraina, kebijakan pandemi di China, inflasi yang tidak terkendali, kekhawatiran investor tentang Federal Reserve Amerika Serikat yang menaikkan suku bunga.

Akan tetapi, menurut Bank Dunia, serangkaian krisis keuangan terjadi karena bank sentral di seluruh dunia menaikkan suku bunga sebagai respons terhadap inflasi dan akan berlanjut sampai tahun depan.

Infografik SC resesi global di depan mata

Infografik SC resesi global di depan mata. tirto.id/Quita

“Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass.

BBC melaporkan, menurut Bank Dunia, alasan bank-bank sentral menaikkan suku bunga adalah untuk mengatasi kenaikan harga.

Selain itu, menaikkan suku bunga juga membuat pinjaman menjadi lebih mahal sehngga bisa menurunkan laju kenaikan harga. Namun, di sisi lain, menaikkan suku bunga juga bisa membuat pinjaman menjadi lebih mahal sehingga bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Apa Dampak dari Resesi Ekonomi Global?

Seperti dikutip dari laman ojk.go.id, secara sederhana, resesi ekonomi bisa diartikan sebagai kondisi ekonomi negara yang sedang memburuk. Hal itu bisa terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, tingginya angka pengangguran dan negatifnya pertumbuhan ekonomi rill selama dua kuartal berturut-turut.

Dampak dari resesi ekonomi ini bisa dalam bentuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang akan sering terjadi. Sebab, perlambatan ekonomi menyebabkan sektor riil menahan kapasitas produksinya, bahkan bisa mengakibatkan beberapa perusahaan gulung tikar.

Selain itu, investasi akan mengalami penurunan karena investor cenderung meletakkan dananya dalam bentuk investasi yang aman. Ekonomi juga semakin sulit karena daya beli masyarakat melemah. Orang-orang akan berpikir memakai uangnya dan fokus untuk kebutuhan pokok terlebih dahulu.

Baca juga artikel terkait RESESI EKONOMI GLOBAL 2022 atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya