Menuju konten utama

Penjelasan Sederhana Apa Itu Inflasi Seperti di Amerika & Dampaknya

Arti inflasi adalah naiknya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus.

Penjelasan Sederhana Apa Itu Inflasi Seperti di Amerika & Dampaknya
Presiden AS Joe Biden menyampaikan pernyataan sebelum gencatan senjata yang disepakati oleh Israel dan Hamas akan mulai berlaku, selama penampilan singkat di Cross Hall di Gedung Putih di Washington, AS, Kamis (20/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst/PRAS/sa.

tirto.id - Amerika sedang terancam mengalami kenaikan inflasi pada bulan Juni 2022, yang mencapai 9,1 persen karena tekanan konsumen yang semakin meningkat.

Seperti dikutip CNBC, Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan, pembeli membayar harga yang lebih tinggi secara tajam untuk berbagai barang pada bulan Juni. Sebab, inflasi terus menahan perlambatan ekonomi Amerika Serikat.

Indeks harga konsumen, ukuran luas barang dan jasa sehari-hari yang terkait biaya hidup meningkat sebanyak 9,1 persen dari tahun lalu, ini di atas perkiraan organisasi indeks pasar saham Dow Jones sebanyak 8,8 persen.

Sebagaimana diberitakan Forbes, indeks harga konsumen atau CPI di bulan Mei mencapai 8,6 persen. Artinya, CPI di bulan Juni tumbuh ke level tertinggi sejak November 1981. Lantas apa yang dimaksud dengan inflasi?

Apa Itu Inflasi?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang.

Sedangkan laman Bank Indonesia (BI) menuliskan, inflasi bisa diartikan sebagai naiknya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Dalam kasus di Indonesia, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun demikian, kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Indeks Harga Konsumen (IHK) berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP), IHK dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran, seperti bahan makanan; makanan jadi, minuman dan tembakau; perumahan; sandang; kesehatan; pendidikan dan olahraga; transportasi dan komunikasi.

Apa Dampak Inflasi?

Masih dikutip dari laman BI, tingginya angka inflasi dan tidak stabil bisa memberikan sejumlah kerugian dan berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Inflasi bisa membuat orang yang miskin semakin bertambah miskin karena pendapatan riil masyarakat akan terus merosot sehingga standar hidup masyarakat ikut turun.

Bagi pelaku ekonomi, inflasi juga bisa menciptakan ketidakpastian, terutama dalam mengambil keputusan. Sebab, berdasarkan pengalaman, inflasi yang tidak stabil akan berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi. Akhirnya, hal itu akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Dampak buruk lainnya adalah memberi tekanan pada nilai mata uang, dalam kasus di Indonesia Rupiah misalnya. Sebab, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif.

Baca juga artikel terkait EKONOMI atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya