tirto.id - Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan lebih detail soal 'kurva pandemi melandai.' Pernyataan ini sebelumnya disampaikan Ketua Gugus Tugas Doni Monardo usai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui telekonferensi, Senin (11/5/2020).
Wiku menerangkan, kurva dikategorikan melandai jika penambahan kasus menurun secara berkala.
"Yang dimaksud dengan kurva melandai ini adalah tren yang harusnya kita lihat mingguan. Apabila tren mingguannya makin lama makin menurun, tidak harus banyak tetapi menurun terus, itulah yang disebut sebagai melandai," kata Wiku dalam konferensi pers secara daring, juga hari ini.
Wiku mencontohkan dengan menukil data dari laman covid19.granddatum.com. Wiku mengambil sampel dari 10 provinsi, yang pada 13 April 2020 mencapai 1.900an kasus. DKI memberikan kontribusi terbesar.
Kasus sempat melandai hingga akhirnya kembali naik karena sejumlah faktor, salah satunya kapasitas tes yang semakin bertambah. Akan tetapi, laju penambahan kasus mengalami penurunan sehingga jumlah kumulatif menjadi stagnan dan landai. "Maka dari itu melihat tren ini harus tidak boleh hanya harian, tetapi beberapa minggu," kata Wiku.
Wiku juga mencontohkan Jawa Barat. Jawa Barat sempat mengalami penurunan kasus pada pekan lalu, tetapi kembali meningkat minggu ini.
Wiku lantas berpendapat data-data ini penting untuk menjadi pertimbangan daerah untuk kembali menjalankan aktivitas ekonomi atau tidak.
"Ini yang harusnya menjadi alat navigasi. Apabila aktivitas ekonomi dibuka, dasarnya harusnya melihat dari per daerah bukan hanya nasional," katanya.
Pasien positif COVID-19 di Indonesia menjadi 14.265 per 11 Mei 2020. Pasien sembuh menjadi 2.881. Sedangkan kasus kematian 991.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Rio Apinino