tirto.id - Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Ilham Masita menyarankan pemerintah untuk menurunkan tarif Tol Trans Jawa. Zaldy mengatakan beberapa anggotanya sudah beralih menggunakan rute semula yaitu rute Pantura setelah hampir sebulan mencoba rute Trans Jawa.
"Pemerintah tidak belajar dari kasus tol Cipali yang sudah beroperasi 3 tahun lalu tapi sepi karena biaya tolnya Rp400 ribu untuk truk, apalagi tol Trans Jawa yang biaya tolnya bisa sampai lebih dari Rp1,2 juta untuk truk,"' kata dia kepada Tirto, Senin (28/1/2019).
Zaldy mengatakan, tarif yang diberlakukan pemerintah saat ini memberatkan para pengusaha logistik.
"Harapan kami, perlu ada penyesuaian tarif Tol Trans Jawa dan tidak lebih dari Rp800 ribu, biayanya dari Jakarta ke Surabaya," jelas dia.
Sementara itu, sebagai informasi, Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, Jawa Tengah mencatat peningkatan jumlah truk yang melewati jalan nasional Pantura sekitar 70 persen. Peningkatan kepadatan salah satu ruas jalur Pantura itu disebabkan karena pemberlakuan tarif tol Trans Jawa yang dinilai memberatkan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi menjelaskan tarif tol Trans Jawa bisa menjadi penyebab beralihnya pengemudi truk ke jalur nasional.
“Saya kira ini efek dari jalan tol yang berbayar. Jadi [pengemudi truk] ke jalan biasa,” ucap Budi saat dihubungi reporter Tirto pada Sabtu (26/1/2019).
Budi mengatakan saat ini pemerintah tengah membuatkan skema insentif untuk semua kendaraan yang melewati Trans Jawa. Sasaran penerapannya masih ditentukan berdasarkan jarak atau “long distance” sehingga tidak terbatas hanya pada kendaraan pribadi atau truk saja.
Wacana itu, kata Budi, diperkirakan hanya berlaku bagi besaran jarak yang termasuk ke dalam kategori “long distance”. Kendati demikian, Budi belum dapat merinci rencana pemberlakuan skema itu.
“Itu akan dikenakan diskon. Sekitar 15 persen dari total tarif yang dilalui,” kata Budi.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri