Menuju konten utama

Penghentian Impor Kentang Akan Dikerjakan Bertahap

Impor kentang untuk kebutuhan industri akan diberlakukan secara bertahap sebab Indonesia saat ini masih membutuhkan kentang impor

Penghentian Impor Kentang Akan Dikerjakan Bertahap
Petani mengangkat kentang hasil panennya di perkebunan Malino, Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (18/12). Kentang-kentang tersebut selanjutnya akan dipasarkan ke sejumlah daerah di Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur dengan harga Rp10 ribu per kilogram. ANTARA FOTO/Yusran Uccang.

tirto.id - Impor kentang untuk kebutuhan industri akan diberlakukan secara bertahap sebab Indonesia saat ini masih membutuhkan kentang impor. Kebijakan tersebut, menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan sudah didiskusikan dengan para pelaku industri.

"Sekarang kita masih butuh (impor). Kita sudah berdiskusi dengan industri," kata Dirjen Oke Nurwan disela-sela mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di sentra penghasil kentang Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa, (27/12/2016) seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan dalam tiga tahun pertama pelaku industri akan mencoba memroduksi kebutuhannya di dalam negeri. Oleh karenanya, pelaku industri akan berinvestasi untuk pembudidayaan kentang jenis atlantik maupun kebutuhan-kebutuhan yang tidak diproduksi di dalam negeri.

"Dalam tiga tahun pertama kita coba stop impor kentangnya. Jadi dalam tiga tahun bertahap," jelasnya.

Sementara untuk tiga tahun itu, kemungkinan baru sebagian bibit yang bisa dipenuhi tetapi kebutuhan kentang industrinya ditargetkan sudah bisa dipenuhi 100 persen. Dengan demikian, lanjutnya, ke depan sudah bisa disetop secara keseluruhan.

"Pada prinsipnya yang harus disetop (keran impornya) adalah yang bisa diproduksi di dalam negeri. Begitu tidak bisa diproduksi tetapi dibutuhkan, harus tetap (impor)," katanya.

Ia mengatakan jika bisa diproduksi di dalam negeri, harus diserap dulu 100 persen sesuai dengab arahan Presiden Joko Widodo.

Oke menegaskan jika seluruhnya bisa diproduksi di dalam negeri, keran impor pasti akan ditutup.

"Ini serius, kita sudah duduk dengan industri dan industri sudah menyiapkan roadmap-nya. Jadi setiap tahun akan dibutuhkan kurang lebih 25 hektare untuk pembibitan dan 1.000 hektare untuk penanaman," katanya.

Ia mengatakan jika hal itu bisa dipenuhi terus dan pihaknya akan mencari tempat-tempatnya, dalam tiga tahun selesai dengan kondisi konsumsinya masih seperti saat sekarang.

Dia memastikan hingga saat ini tidak ada kentang sayur yang diimpor.

Oke menduga kentang sayur impor yang ditemukan petani di pasaran merupakan barang selundupan.

"Oleh karena itu kemarin di Kementerian Perdagangan dengan delapan kementerian lainnya termasuk Kementerian Pertanian, Bea Cukai, Kepolisian, dan sebagainya, kita melakukan MoU (Memory of Understanding) untuk melakukan pengawasan bersama," katanya.

Baca juga artikel terkait IMPOR atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Bisnis
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh