tirto.id - Wacana pemerintah untuk menggunakan karet produksi petani sebagai bahan campuran aspal jalan akan mulai direalisasikan pada Desember 2018. Pemanfaatan dilakukan di daerah penghasil karet dalam jumlah besar, salah satunya di Sumatera Selatan.
"Itu tidak di semua provinsi. Saat ini hanya untuk daerah yang ada banyak perkebunan karet seperti di Sumatera Selatan," ucap Kepala Biro Komunikasi Kementerian PUPR, Endra Atmawidjaja saat dihubungi, pada Selasa (27/11).
Karet yang dibeli dari petani dengan harga Rp7.500 akan digunakan sebagai bahan campuran aspal jalan. Penggunaannya pun akan difokuskan untuk meningkatkan kualitas jalan nasional di daerah tersebut.
Jalan yang akan dikerjakan di Sumatera Selatan adalah Muara Beliti, Tebing Tinggi, dan Lahat. Proyek yang menelan Rp 30,55 miliar ini dimulai pada Desember 2018 hingga Desember 2019.
Namun, Endra mengatakan, dari total 125 Km jalan yang akan diproses, hanya 11 Km yang menggunakan aspal karet.
Kendati demikian, Endra belum dapat memberikan keterangan tentang target pemanfaatan produksi karet perani di daerah lain. Ia hanya menyebutkan Sumatera Utara dan Pekan Baru sebagai daerah potensial lainnya.
"Kalau Sumatera Selatan sudah jadi proyek. Tempat lain ya belum tahu," ucap Endra.
Pada Senin (27/11) lalu, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kementerian PUPR untuk membeli karet dari petani dengan harga lebih tinggi dari pasaran internasional. Hal itu merupakan buntut dari keluhan petani tentang rendahnya harga karet di pasaran.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto