Menuju konten utama

Pengertian Sistem Sosial, Unsur, dan Contohnya

Sistem sosial menggambarkan proses berjalannya fungsi dalam masyarakat yang kompleks. Baca artikel berikut untuk menyimak pengertian, unsur, dan fungsinya.

Pengertian Sistem Sosial, Unsur, dan Contohnya
Ilustrasi salah satu unsur sistem sosial masyarakat, yakni kepercayaan dan pengetahuan. Warga berdoa bersama saat tradisi Merti Desa di lembah gunung Sindoro-Sumbing Desa Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (7/10/2022). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/

tirto.id - Sistem sosial sebagai konsep yang kompleks mencakup interaksi dinamis antar-elemen dalam masyarakat. Dalam pemahaman umum, sistem sosial melibatkan tindakan manusia, lembaga sosial, dan kelompok sosial yang saling memengaruhi, membentuk suatu entitas yang lebih besar.

Untuk memahami lebih mendalam mengenai sistem sosial, artikel ini akan membahas pengertian sistem sosial menurut para ahli serta menjelaskan unsur-unsur yang membangun sistem tersebut. Dalam artikel berikut juga akan diberikan contoh konkret yang dapat membantu memahami secara jelas tentang bagaimana sistem sosial beroperasi.

Pengertian Sistem Sosial Menurut para Ahli

Sistem sosial menggambarkan tentang bagaimana masyarakat berfungsi sebagai suatu sistem yang kompleks. Berkaitan dengan pengertiannya, terdapat definisi sistem sosial menurut para ahli antara lain:

Talcott Parsons

Talcott Parsons, sosiolog asal Amerika Serikat, mendeskripsikan sistem sosial sebagai suatu entitas yang terdiri dari aktor individu yang berinteraksi dalam situasi sosial, dengan motivasi mengoptimalkan gratifikasi. Relasi di dalam sistem ini melibatkan simbol-simbol yang terstruktur secara kultural. Meskipun deskripsinya cukup kompleks, intinya adalah sistem sosial berkaitan erat dengan interaksi manusia yang terstruktur dan melibatkan simbol-simbol dan nilai kultural.

Ogbum dan Nimkoff

Ahli sosiologi, Ogbum dan Nimkoff, menjelaskan pengertian sistem sosial secara lebih sederhana. Menurut mereka, sistem sosial adalah keragaman individu yang berinteraksi sesuai dengan makna dan norma kultural yang disepakati bersama. Definisi ini menekankan pada interaksi yang didasarkan pada makna dan norma yang menjadi dasar bersama dalam masyarakat.

Setiadi dan Kolip (2013)

Menurut Setiadi dan Kolip, sistem sosial adalah hubungan kompleks antara elemen-elemen dalam kehidupan masyarakat, seperti tindakan manusia, lembaga, dan kelompok sosial, yang saling mempengaruhi. Interaksi antar-elemen ini menghasilkan produk-produk interaksi, seperti nilai dan norma sosial, yang selalu mengalami perubahan.

Sulaeman (1995)

Sulaeman menyatakan bahwa teori sistem sosial diperkenalkan pertama kali oleh Talcott Parsons, seorang sosiologis Amerika. Konsep ini digunakan sebagai alat analisis untuk memahami realitas sosial dan sebagai model untuk menganalisis organisasi sosial. Menurut Sulaeman, pengertian sistem sosial adalah suatu model analisis terhadap organisasi sosial, yang terdiri atas kelompok manusia di dalamnya.

Unsur Sistem Sosial

Selo Soemardjan, yang merujuk pada merujuk pada pandangan Charles P. Loomis (1967), menjelaskan sembilan unsur sistem sosial masyarakat, meliputi:

1. Kepercayaan dan pengetahuan

Unsur sistem sosial berupa kepercayaan dan pengetahuan dianggap paling penting karena memengaruhi perilaku anggota masyarakat mengenai kebenaran, sistem religi, dan cara penyembahan kepada pencipta.

2. Perasaan

Perasaan merupakan keadaan jiwa manusia yang berkaitan dengan situasi alam sekitarnya, termasuk interaksi antar-sesama. Perbedaan budaya dalam masyarakat memengaruhi keadaan jiwa yang membentuk sistem sosial.

3. Tujuan

Setiap tindakan manusia memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan merupakan hasil akhir dari suatu tindakan dan perilaku yang dapat dicapai melalui perubahan sosial atau pemeliharaan keadaan yang baik.

4. Norma/kaidah/peraturan sosial

Norma adalah pedoman perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok masyarakat. Norma-norma sosial menjadi panduan tingkah laku dalam sistem sosial dan dikembangkan melalui sosialisasi.

5. Kedudukan atau status dan peran

Kedudukan adalah posisi seseorang dalam sistem masyarakat. Sementara itu, peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukan. Kedudukan menentukan apa yang harus dilakukan seseorang bagi masyarakat.

6. Tingkat/pangkat

Pangkat berkaitan dengan kedudukan dan peran seseorang dalam masyarakat. Pangkat juga punya andil dalam menentukan hak dan kewajiban. Pangkat diperoleh melalui penilaian terhadap pendidikan, pengalaman, keahlian, pengabdian, kesungguhan, dan ketulusan perilaku.

7. Kekuasaan

Kekuasaan adalah kemampuan memengaruhi pihak lain. Bila seseorang diakui oleh masyarakat sekitarnya, kekuasaan dapat disebut sebagai wewenang.

8. Sanksi

Sanksi adalah imbalan atas perilaku seseorang, dapat berupa hadiah atau hukuman. Hal itu diberikan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku sesuai aturan. Tingkatan sanksi berbeda-beda di setiap kelompok masyarakat atau sistem sosial.

9. Fasilitas (sarana)

Fasilitas mencakup segala bentuk cara, jalan, metode, dan benda yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan dalam sistem sosial. Hal ini termasuk sumber daya material berupa gagasan atau ide.

Fungsi Sistem Sosial

Talcott Parsons mengemukakan empat paradigma yang menjelaskan proses berjalannya sistem sosial dan fungsinya dalam masyarakat. Menurutnya, fungsi sistem sosial masyarakat terbagi dalam paradigma sebagai berikut.

1. Adaptation atau adaptasi

Sistem sosial berfungsi sebagai wadah bagi masyarakat untuk beradaptasi. Artinya, setiap anggota masyarakat harus menyelamatkan sumber daya alam yang terbatas dan mendistribusikannya sehingga sistem sosial dapat berjalan efisien.

2. Goal attainment atau pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan melibatkan upaya untuk mengutamakan dan mencapai tujuan-tujuan yang ada, sehingga keseluruhan sistem dapat berfungsi sesuai harapan.

3. Integration atau integrasi

Paradigma ini mencakup usaha untuk menjaga hubungan antar-individu atau unit melalui koordinasi. Dengan begitu, sistem sosial secara keseluruhan dapat beroperasi dengan baik dan harmonis.

4. Laten maintenance atau pemeliharaan laten

Pemeliharaan laten melibatkan upaya pemeliharaan pola dan manajemen konflik. Pemeliharaan pola mengacu pada cara meyakinkan aktor lain agar menunjukkan karakteristik yang sesuai dengan status dan peran sosialnya. Manajemen konflik berkaitan dengan cara mengatur agar ketegangan antar aktor tidak mengganggu keseluruhan sistem.

Contoh Sistem Sosial

Contoh sistem sosial dalam kehidupan masyarakat adalah gotong royong. Dalam gotong royong, sekelompok orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dengan lebih lancar, mudah, dan ringan.

Kegiatan gotong royong, seperti pembangunan fasilitas umum atau membersihkan lingkungan, menciptakan hubungan erat di antar-individu atau kelompok. Hal ini berkontribusi pada terciptanya lingkungan sosial yang harmonis.

Contoh sistem sosial lainnya adalah kegiatan kerja bakti. Dalam situasi tersebut, suatu kelompok masyarakat bekerja bersama untuk kepentingan umum. Pemicu kegiatan ini bisa berasal dari perintah atasan, misalnya kepala desa atau RT, atau inisiatif sendiri.

Contoh sistem sosial juga bisa ditemukan di lingkungan sekolah. Misalnya, kerja sama antar-siswa untuk mengerjakan tugas kelompok.

Baca juga artikel terkait ANTROPOLOGI atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin