tirto.id - Pan Islamisme merupakan ideologi yang tumbuh saat Islam mengalami kemunduran dalam sejarahnya. Tokoh-tokoh ideologi ini mencuat akhir abad 19-an.
Ideologi sangat memengaruhi kehidupan bangsa dan negara di dunia. Paham-paham tersebut berkembang di Eropa hingga ke Asia dan Afrika. Salah satu paham yang cukup berpengaruh di negara-negara Asia dan Afrika adalah Pan Islamisme.
Mengutip modul Sejarah Kelas XI (2020) terbitan Kemdikbud, paham Pan Islamisme mencuat setelah banyak negara Islam mengalami kemunduran yang memprihatinkan.
Sebagian dari mereka berseteru berebut kekuasaan. Belum lagi aksi kolonialisme yang membuat berbagai negara Islam dikuasai negara-negara Barat. Gerakan Pan Islamisme ingin mengembalikan umat Islam untuk bersatu sebagaimana yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad dan sepeninggalnya.
Sebelum Islam masuk Arab, mayoritas bangsa Arab saling bermusuhan akibat perbedaan suku hingga faksi. Namun ketika Nabi Muhammad berhasil berdakwah dan menjadikan Islam sebagai pemersatu, umat Islam menggapai kejayaan tidak hanya di tanah Arab, tetapi berbagai belahan dunia lain.
Cita-cita mempersatukan umat Islam dunia muncul kembali setelah kejayaan tersebut redup.
Tokoh-tokoh Islam mulai gencar menyerukan persatuan Islam seluruh dunia di akhir abad 19. Beberapa tokoh Pan Islamisme adalah Al Tahtawi (1801-1873), Jamaluddin Al-Afghani (1839-1897), dan Muhammad Abduh (1849-1905)
Pan Islamisme bertujuan untuk menyatukan kembali umat Islam seluruh dunia agar mampu kembali bangkit dari kemunduran.
Mengenal Tokoh-tokoh Pan Islamisme
Mengutip modul Sejarah: Semangat Melawan Penjajah di Asia-Afrika (2018) terbitan Kemdikbud, Tokoh yang cukup lantang menyuarakan Pan Islamisme adalah Jamaluddin Al Afghani.
Dia memiliki gagasan menyatukan umat Islam di seluruh dunia dengan menanggalkan warna kulit, etnis, bangsa, dan budaya.
Dalam pandangan Jamaluddin, Islam mengalami kemunduran akibat berbagai faktor. Misalnya umat yang meninggalkan ajaran Islam, bersikap taklid, bersikap fatalis, menjauhi akhlak mulia, lemah dalam persaudaraan Islam, menyerahkan urusan bukan pada ahlinya, dan melalaikan ilmu pengetahuan.
Baginya, berbagai hal yang menimbulkan kemunduran Islam -- termasuk penjajahan atas negara Islam -- harus dilawan dengan saling bersatu.
Ide Pan Islamisme saat itu mendapatkan dukungan hampir semua pimpinan Islam dan tokoh-tokoh intelektual. Gerakan ini memberikan inspirasi pada munculnya negeri Islam dan gerakan nasionalisme di lingkup negara Asia-Afrika.
Sementara itu, salah satu hasil dari semangat Pan Islamisme adalah terbentuknya Liga Dunia Islam di tahun 1962. Sebanyak 43 negara yang tergabung di sana kemudian menggelar konferensi-konferensi Islam.
Organization of Islamic Conference (OIC) atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) lantas terbentuk pada 25 September 1969, berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Kehadiran OKI merupakan sarana penampung aspirasi Pan Islamisme. Di dalam organisasi tersebut terdapat kerja sama antar pemerintah di negara-negara Islam atau mayoritas berpenduduk muslim.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Aditya Widya Putri