tirto.id - Gerak tari memiliki tiga level, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Level gerak tari dapat membentuk desain bawah dan atas. Desain tersebut nantinya akan memberi kesan dinamis pada gerak yang dibuat. Level gerak tari dapat dibedakan dengan melihat posisi penari.
Penari yang berada pada level tinggi membentuk garis sudut atas, level sedang membentuk garis sisi, dan posisi terbaring membentuk garis sudut bawah. Tidak hanya itu, level gerak dapat juga berguna untuk menunjukkan peran dalam penampilan tari.
Kendati begitu, setiap gerak tari daerah memiliki kemiripan dengan daerah ataupun negara lain pada level tinggi, sedang, maupun rendah. Contohnya, tari daerah Kalimantan memiliki kesamaan dengan Malaysia terutama daerah Sabah, demikian dilansir dari bukuSeni Budaya Kelas VII.
Level dalam Gerak Tari
1. Level tinggi
Biasanya level tinggi pada gerak tari dilakukan pada tradisi tari balet. Pasalnya, penari balet sering melakukan gerakan pada level tinggi dengan melayang.
Meski demikian, agar dapat melakukan gerak melayang diperlukan teknik gerak dengan baik dan benar. Level tinggi di tarian daerah Indonesia ada pada tari perang Suku Dayak.
Salah satu penari melompat dan memberi kesan dinamis dengan kekuatan yang luar biasa. Di setiap suku, tarian perang memiliki kemeripan level tinggi.
Tidak hanya untuk menunjukkan kesan dinamis, level tinggi juga berfungsi untuk menunjukkan antara dua peran yang berbeda.
2. Level sedang
Gerak tari level sedang hampir dimiliki oleh semua tari tradisional di Indonesia. Posisi penari pada level sedang, yaitu penari akan berdiri secara lurus di atas pentas
Gerak tari level sedang akan menunjukkan kesan maskulinitas. Hal ini disebabkan, karena gerak seperti ini sering
dilakukan oleh penari pria.
Gerak tari level sedang seringkali menggunakan tambahan properti tongkat, contohnya gerak tari Jawa, Sunda, Kalimantan, dan Papua.
Tongkat ini dapat berupa tombak ataupun sejenisnya. Umumnya penggunaan tombak menunjukkan bahwa tari tersebut bertema peperangan.
3. Level Rendah
Gerak tari level rendah, ditunjukkan dengan adanya gerakan berguling dari satu tempat ke tempat lain. Gerakan ini dilakukan seakan tanpa lelah. Hal ini juga yang menyebabkan gerak tari level rendah ditandai dengan posisi penari yang sedang rebah di lantai.
Unsur Gerak Tari
Level gerak pun berhubungan dengan ruang, waktu, dan tenaga. Level dapat membentuk ruang, agar dapat membentuk ruang seorang penari membutuhkan waktu.
Sementara itu, untuk membentuk ruang dan waktu seorang penari tentu membutuhkan tenaga agar dapat melakukan gerak sesuai dengan intensitasnya.
Lantas, apa saja penjelasan unsur ruang, waktu, dan tenaga? Berikut penjelasannya, dikutip dari Modul 5 Gerakan Tari Unsur Ruang, Waktu, dan Tenaga.
1. Ruang
Apabila seorang penari melakukan gerakan di tempat tanpa berdiri berarti ia melakukan gerak di ruang pribadi. Tetapi, jika sang penari bergerak berpindah tempat, maka ia melakukan gerak di ruang umum. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan atau, berkelompok.
2. Waktu
Setiap gerak tari membutuhkan waktu baik gerak estetis maupun gerak fungsional. Gerak fungsional dapat dilakukan dengan berjalan menuju ke sekolah.
Hal ini disebabkan karena gerak fungsional membutuhkan waktu. Bila jarak yang ditempuh dekat maka waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan dengan jarak jauh.
Perbedaan cepat atau lambat gerak berhubungan dengan tempo, sehingga dalam hal ini tempo didefinisikan sebagai cepat atau lambat gerak yang dilakukan.
Gerak tari juga memiliki tempo. Fungsi tempo pada gerak tari adalah memberikan kesan dinamis sehingga tarian dapat dengan mudah untuk dinikmati.
3. Tenaga
Penggunaan tenaga dalam gerak tari meliputi:
- Intensitas, karena berkaitan dengan jumlah tenaga dalam tarian yang menghasilkan tingkat ketegangan gerak;
- Aksen/tekanan yang muncul ketika gerakan dilakukan secara tiba-tiba dan kontras;
- Kualitas berkaitan dengan cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra