tirto.id - Seni tari tercipta dari dasar gerak tubuh. Manusia, dapat mengeksplorasi tubuhnya untuk dicipta menjadi sebuah karya tari. Kegiatan penciptaan karya tari sering disebut sebagai “koreografi”.
Makna koreografi, dalam dunia tari sering dipertukarkan dengan kata “komposisi”, yakni proses meracik, mengatur, dan menata bagian-bagian sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
Dalam tari, mengatur komposisi berarti menyusun dan menampilkan karya tari yang memuat makna, baik menciptakan karya baru maupun merombak sebuah karya tari dengan memadukan unsur-unsur yang ada.
Menurut Sal Murgiyanto seperti dikutip Edi Sedyawati dalam Pengetahuan Elementer Tari dan Berbagai Masalah Tari (1986), ada dua langkah dalam menyusun karya tari. Pertama, dengan menggunakan pola-pola gerak tari tradisi yang sudah ada sebelumnya.
Pendekatan ini biasanya disebut “penyusunan dan penataan” karena hanya bersifat mengatur dan menyesuaikan adegan tanpa mengubah perbendaharaan gerak serta iringan tari.
Sementara kedua, pencarian gerak baru dan dapat bertolak pada sumber gerak yang terdapat di alam sekitar kita. Pola ini disebut penciptaan, karena adanya perubahan dan pengembangan perbendaharaan gerak sesuai dengan kreativitas penata tari (koreografer).
Menyusun Karya Tari
Konsep dalam menyusun karya seni tari sangat penting agar penataan gerak dapat dilakukan secara tertata dan rapi sesuai yang diinginkan. Secara umum, dalam tari, konsep dibagi menjadi tiga bagian: menentukan gerak, konsep musik, serta kostum dan properti
Sebagaimana merangkumbuku paket Seni Budaya Kelas IX (2015), berikut ini penjelasannya:
a.) Menentukan Gerak
Gerak adalah bahan baku utama tari. Untuk itu, sebelum membuat sebuah karya tari, kita harus menentukan gerak terlebih dahulu.
Pertama-tama, buatlah gerakan untuk tari tunggal. Jika dirasa gerakan tarinya sudah baik, kembangkan menjadi gerak tari berpasangan atau berkelompok. Dalam menyajikan sebuah tarian, perhatikan dan terapkan hal-hal berikut:
- Penguasaan materi gerak dan ekspresi yang akan ditarikan;
- Ketepatan gerak dengan iringan;
- Penguasaan ruang pentas;
- Rasa percaya diri.
b.) Membuat Aransemen Musik
Musik merupakan pengiring dalam sebuah tarian. Musik dan tari, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya musik, tempo dapat diatur dalam satu gerakan, memberikan suasana dalam tarian baik suasana sedih, gembira, tegang ataupun marah.
Tujuan pemilihan dan penggunaan musik dalam menyusun karya tari di antaranya sebagai berikut:
- Memberi irama (membantu mengatur waktu);
- Memberi ilustrasi atau gambaran suasana;
- Membantu mempertegas ekspresi gerak;
- Rangsangan bagi penari.
c.) Mendesain dan Menentukan Kostum serta Properti Tari
Langkah selanjutnya yang tidak kalah penting dalam menyusun karya tari kontemporer adalah mendesain dan menentukan kostum serta properti. Keduanya akan memberikan nilai eksentrik dan pastinya akan menambah keindahan dari tari yang dibawakan.
- Mendesain Kostum Tari
Kostum adalah busana atau semua kebutuhan sandang yang dikenakan pada tubuh penari di atas pentas yang sesuai dengan peranan yang dibawakan. Dalam menyusun karya tari, tata busana dalam tari haruslah sesuai dengan konsep garapan yang akan ditampilkan, baik desain busana maupun warnanya.
Adapun yang harus diperhatikan dalam penataan busana tari, antara lain sebagai berikut:
- Memerhatikan efek lampu serta penyusunan komposisi warna.
- Kemungkinan-kemungkinan terhadap kesesuaian gerak penari dengan karakter dan peranannya.
- Harus memperhitungkan jarak antara panggung dan penontonnya.
- Menentukan Properti Tari
Selanjutnya, dalam menyusun karya tari gaya kontemporer, juga harus memilih properti yang tepat. Properti seni tari merupakan segala kelengkapan dan peralatan dalam penampilan atau peragaan menari.
Properti tari dapat dibuat menggunakan bahan dasar berupa kain, kayu, besi, plastik, tembaga, atau kulit. Berikut ini properti tari yang dibuat dari beberapa bahan:
- Properti dari kain: selendang, sapu tangan, topi, dan pita.
- Properti dari kayu: tongkat, tombak, bambu runcing.
- Properti dari besi: pedang, tameng.
- Properti dari plastik: payung, tali.
- Properti dari tembaga: kalung, kelat bahu, cunduk mentul atau kembang goyang, tusuk konde.
- Properti dari kulit:sepatu, ikat pinggang, topi, jaket.
- Properti dari kertas atau bulu: kipas, payung.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto