Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Pengertian Klausa, Perbedaan dengan Kalimat dan Contohnya

Berikut adalah pengertian klausa beserta perbedaannya dengan kalimat. 

Pengertian Klausa, Perbedaan dengan Kalimat dan Contohnya
Ilustrasi Buku. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pernahkah Anda mendengar istilah klausa dalam pelajaran Bahasa Indonesia? Dalam kenyataannya, masih banyak yang bingung membedakan antara kalimat dan klausa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), klausa adalah satuan gramatikal yang mengandung predikat dan berpotensi menjadi kalimat.

I Ketut Suardana dalam buku berjudul Klausa Sudut Pandang Systemic Functional Linguistics (2021) menuliskan, berdasarkan Systemic Fungtional Linguistic (SFL), perbedaan kalimat dan klausa terletak pada ciri sebagai berikut: kalimat diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda titik.

Sedangkan klausa tidak selalu diawali dengan huruf besar dan diakhiri dengan titik. Sebab, kalimat berada pada tataran otografi, sementara klausa berada pada tataran leksikon gramatika. Masih dalam buku tersebut, klausa dipandang sebagai sumber makna dan mampu memberikan makna tersendiri dari sudut pandang yang berbeda.

Sementara itu, Nanda Saputra dan Mariana dalam bukuKonsep Dasar Bahasa Indonesia (2020) menuliskan, klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (S) dan predikat (P) serta memiliki potensi untuk menjadi kalimat.

Klausa masuk dalam unsur kalimat. Sebab, sebagian besar kalimat ada yang terdiri dari dua unsur klausa. Klausa memiliki unsur inti berupa S dan P. Namun demikian, seringkali S tidak dipakai, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa, dan kalimat jawaban.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas predikat, baik predikat yang diikuti subjek, objek, pelengkap keterangan atau tidak, namun merupakan bagian dari kalimat.

Meskipun ditandai dengan P, tetapi yang menjadi klausa bukan hanya P. Jika klausa itu memiliki S, maka klausa terdiri dari S dan P. Jika mempunyai S, klausa terdiri dari S, P dan O. Jika tidak memiliki O dan Ket, klausa terdiri dari P, O dan Ket. Penanda klausa adalah P, tetapi yang dianggap unsur inti klausa adalah S dan P.

Perbedaan Klausa dan Kalimat serta Contohnya

Masih dalam buku yang sama, klausa merupakan bagian dari kalimat. Maka daripada itu, klausa bukan kalimat. Perbedaan lainnya adalah: klausa belum memiliki intonasi lengkap, sedangkan kalimat sudah memiliki intonasi lengkap. Hal itu ditandai dengan adanya kesenyapan awal dan kesenyapan akhir yang menunjukkan bahwa kalimat itu sudah selesai.

Klausa sudah pasti memiliki predikat (P), sedangkan kalimat belum tentu memiliki predikat (P). Kendati demikian, ada yang masuk dalam klausa sekaligus sebuah kalimat, yakni kalimat tunggal, hal itu bisa dilihat dari contoh sebagai berikut: "Saya sedang makan kue di rumah".

Namun, dalam contoh lain, misalnya "Ibu sedang mencuci piring ketika Ayah pulang dari pasar". Hal tersebut bukan termasuk dalam klausa, tetapi kalimat, yakni kalimat majemuk. Contoh-contoh tadi berpijak pada pendapat ahli Harimurti Kridalaksana yang menyatakan klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat.

Sementara menurut ahli bahasa, M. Ramlan, klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari P, baik disertai S, O, Pel dan Ket atau tidak. Secara ringkas adalah, (S) P (O), (Pel) (Ket). Tanda kurung menandakan, apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka. Artinya, boleh ada, boleh juga tidak ada.

Dari pengertian di atas, klausa bisa diartikan sebagai satuan gramatik yang unsur-unsurnya minimal terdiri dari Subjek (S)-Predikat (P) dan maksimal unsurnya terdiri dari Subjek (S)-Predikat (P)-Objek (O)-Pelengkap (P)-Keterangan (K). Misalnya bisa dilihat pada contoh di bawah ini:

1. Saya makan

2. Saya sedang makan nasi

3. Saya sedang makan nasi kemarin

4. Saya sedang memasakkan nasi untuk kakakku

Baca juga artikel terkait KALIMAT atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya