tirto.id - Secara umum, frasa bisa diartikan sebagai satuan terendah (bukan terkecil, karena yang terkecil adalah kata) yang sering disebut gabungan kata gramatikal yang mengisi bagian dalam fungsi sintaksis dan bersifat nonprediktif. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonprediktif.
Tri Mahajani dkk dalam Sintaksis Bahasa Indonesia (2021) menuliskan, ada banyak ahli linguistik yang menuliskan tentang frasa. Menurut Effendi (1994:32), frasa adalah satuan bahasa yang biasanya terdiri atas dua buah kata atau lebih, dapat merupakan unsur kalimat dan dapat berdiri sendiri.
Senada dengan pendapat tersebut, Ramlan (1981:122) menjelaskan dua ciri frasa. Pertama, frasa merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih. Kedua, frasa selalu berada dalam fungsi. Dalam arti, frasa mungkin hanya ada dalam fungsi subjek, prediket, objek, keterangan atau pelengkap saja.
Dari ciri tersebut bisa dilihat kalau frasa merupakan unsur kalimat yang unsurnya mungkin terdiri dari dua kata, tiga kata, empat kata atau lebih, tetapi tidak melebihi batas fungsi.
Sedangkan Ribut Wahyu Eriyanti dalam buku Linguistik Umum (2020) menuliskan, frasa tidak memiliki predikat. Selain itu, frasa dibentuk dari dua buah kata yang terdiri dari dua kata atau lebih dan mengisi salah satu fungsi sintaksis (Chaer, 2009:39).
Biasanya, frasa selalu terdiri dari morfem-morfem bebas. Ketika sebuah gabungan kata terdiri dari gabungan morfem bebas seperti "rumput tetangga" atau "sudah makan" maka gabungan kata tersebut dapat dikatakan sebagai frasa.
Jenis-jenis frasa
Frasa terdiri dari beberapa jenis, yakni frasa eksosentrik, frasa endosentrik dan frasa koordinasi. Berikut penjelasan secara lengkap.
- Frasa Eksonsentrik
Frasa jenis ini tidak memiliki konstruksi sama dengan unsur atau komponen pembentuknya. Artinya, salah satu komponen dari frasa eksosentrik tidak dapat saling mengisi ketika dipisahkan. Misalnya frasa "di sekolah" pada kalimat "Mika les piano di sekolah". Ketika salah satu unsur frasa "di sekolah" dihilangkan, maka tidak dapat menduduki unsur keterangan.
- Frasa Endosentrik
Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi sama atau setara, sehingga ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap dapat digunakan. Selain itu, frasa ini juga memiliki salah satu bagian yang disebut komponen atasan dan komponen bawahan. Misalnya, dalam frasa "motor supra" dalam kalimat "Nina mengendarai motor supra". Unsur atasan dalam frasa tersebut adalah "motor" sedangkan unsur bawahan atau yang membatasi adalah "supra".
- Frasa Koordinatif
Frasa jenis ini adalah frasa yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama atau sederajat. Karena bentuk yang sederajat, maka frasa ini dapat dihubungan dengan konjungsi koordinatif tunggal seperti dan, atau, tetapi, atau, maupun dan lain sebagainya. Misalnya frasa "panjang pendek" dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi "panjang dan pendek" atau "panjang maupun pendek".
Editor: Iswara N Raditya