Menuju konten utama
Bahasa Indonesia

Pengertian SPOK, Kalimat Tunggal, Struktur Bahasa & Contohnya

Apa pengertian SPOK, kalimat tunggal, bagaimana strukturnya, dan apa contohnya?

Pengertian SPOK, Kalimat Tunggal, Struktur Bahasa & Contohnya
Ilustrasi menulis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Struktur bahasa Indonesia, ada beberapa jenis kalimat, salah satunya adalah kalimat tunggal. Kalimat tunggal terdiri dari satu pola kalimat dalam SPOK, yakni satu subjek, satu predikat, dan bisa pula dilengkapi objek serta keterangan. Apa pengertian kalimat tunggal, bagaimana strukturnya, dan apa contohnya?

Dalam bahasa Indonesia, pemaknaan kalimat adalah satuan bahasa yang berupa gabungan beberapa kata atau klausa yang akhirnya bisa berdiri sendiri untuk mendeskripsikan sebuah makna.

Kalimat sebagai satuan bahasa bisa dikomunikasikan dengan cara lisan (ujaran) dan tulisan (teks). A. Moeliono dan S. Dardjowidjojo dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (1988) melengkapi definisi kalimat sebagai bagian terkecil dari sebuah lisan atau tulisan yang gunanya menerangkan pemikiran melalui ketatabahasaan.

Selanjutnya, J.S. Badudu melalui Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994) menjabarkan bahwa gabungan beberapa kata atau klausa itu dapat disebut sebagai kalimat jika sudah memenuhi dimensi bentuk dan isi.

Dalam segi bentuk, biasanya kalimat terdiri atas beberapa kata yang punya arti masing-masing. Namun, penetapan struktur atau rentetan kata ini seharusnya sesuai dengan aturan tata kalimat agar maksud yang disampaikan jelas.

Terkait isi, kalimat terdiri atas makna beberapa kata (memiliki makna masing-masing) yang digabungkan menjadi sebuah konsep utuh. Oleh karena itu, kata-kata sebaiknya diatur sedemikian rupa agar dapat menyampaikan makna yang akurat dan tidak abu-abu.

Masih bersangkutan dengan definisi kalimat, terdapat istilah kalimat tunggal sebagai salah satu jenis kalimat. Lantas apa itu sebenarnya kalimat tunggal dan seperti bagaimanakah contoh penggunannya dalam struktur SPOK?

Apa itu Struktur SPOK

Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Kalimat terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyebutkan, kalimat dalam bahasa tulis memiliki pola dasar berupa Subyek + Predikat.

Struktur S+P ini dapat diperluas menjadi beberapa tipe struktur kalimat dengan menambahkan unsur-unsur selain subyek dan predikat.

Unsur-unsur lain tersebut seperti Obyek, Pelengkap, dan Keterangan. Lalu apa itu subjek, predikat, objek, dan keterangan?

Subjek

Subjek merupakan kata yang memenuhi fungsi dalam kalimat sebagai pokok kalimat. Subjek dapat berupa kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nominal), atau klausa.

Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa karena subjek berisi keterangan siapa yang menjadi "pelaku" dalam sebuah kalimat. Contoh:

  • Aku pergi memancing.
  • Siapa yang pergi memancing? (jawabnnya adalah “Aku” yang merupakan subjek)
Predikat

Predikat adalah unsur utama dalam kalimat. Fungsi predikat dalam bahasa Indonesia dapat diisi dengan kata kerja (verba) atau kumpulan kata kerja (frasa verbal); kata sifat (adjektiva) atau kumpulan kata sifat (frasa adjektival); dan kata benda (nomina) atau kumpulan kata benda (frasa nominal).

Predikat mempunyai ciri dapat diingkarkan. Jika fungsi predikat diisi dengan kata kerja, maka dapat dinegasikan dengan menambahkan kata “tidak”.

Sedangkan, jika fungsi predikat diisi dengan kata benda, maka dapat dinegasikan dengan menambahkan kata “bukan”.

  • Tono memakan semua makanan yang tersisa.
  • Tono (tidak) memakan semua makanan yang tersisa.
Pada contoh kalimat di atas, kata "memakan" menjadi predikat. "Memakan" masuk dalam kelas kata verba atau kata kerja, karenanya dapat dinegasikan dengan menambahi kata "tidak".

Objek

Objek merupakan unsur kalimat yang kehadirannya begantung pada jenis predikat yang mendahuluinya. Objek harus dimunculkan jika sebuah kalimat menggunakan predikat berupa kata kerja transitif.

Verba transitif dapat kita kenali jika kata tersebut menggunakan imbuhan meng, meng-...-i, dan meng-...-kan. Contoh:

  • Tini mengatakan.
  • Tini mengatakan bahwa esok ia akan pergi ke Bandung.
Pada contoh di atas, fungsi predikat diisi dengan kata kerja transitif berupa “mengatakan”, oleh karenanya objek wajib dihadirkan. Jika tidak dihadirkan, kalimat menjadi tidak gramatikal atau tidak bermakna apa-apa.

Objek juga punya ciri lain berupa tak boleh diawali dengan preposisi (selain di, ke, dari). Jika didahului dengan preposisi, maka predikat akan menjadi frasa proposisional dan frasa preposisional tak dapat menjadi objek.

Keterangan

Sedangkan Keterangan adalah unsur kalimat yang keberadaannya bersifat opsional atau tidak wajib. Keterangan dapat diisi dengan nomina atau frasa nominal; frasa numeral; frasa preposisional; atau adverbia. Keterangan wajib adanya hanya jika menjadi bagian dari predikat.

  • Aktor senior itu meninggal dunia kemarin malam.
  • Rumahku menghadap ke timur.
Keberadaan keterangan pada contoh kalimat pertama bersifat mana suka karena tidak menjadi bagian dari predikat berupa “meninggal dunia”.

Tanpa keterangan, kalimat tersebut tetap gramatikal. Sedangkan, pada contoh kalimat kedua, keterangan “ke timur” menjadi bagian dari predikat dan menghilangkannya akan membuat kalimat tidak gramatikal.

Pengertian Kalimat Tunggal

Dikutip dari buku Penyuluhan Kalimat (2014) karya Sry Satriya Tjatur Wisnu Sasangka, kalimat tunggal yang juga dikenal dengan kalimat simpleks bisa diartikan sebagai kalimat yang hanya terdiri dari sebuah klausa bebas (satu predikat) atau tidak mengandung klausa terikat.

Lantaran terdiri dari satu klausa, maka kalimat tunggal hanya mengandung satu informasi. Biasanya, cara melihat informasi tersebut dapat dilakukan dengan mencari predikat dari kalimat yang tertulis/terucap.

Selain itu, terdapat beberapa rangkaian struktur dari kalimat tunggal, mulai yang terdiri dari subjek dan predikat (S-P); subjek predikat, dan objek (S-P-O); subjek, predikat, dan pelengkap (S-P-O-Pel); subjek, predikat, dan keterangan (S-P-K); hingga berupa predikat saja (P).

Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal dan strukturnya:

  • Dia pingsan (S-P)
  • Bapak lari dari perampok (S-P-O)
  • Aku suka makan (S-P-Pel)
  • Guru mengajar muridnya membaca (S-P-O-Pel)
  • Rudi makan soto di kantin (S-P-O-K)
  • Saya tiba pukul 12.00 siang (S-P-K)
  • Sini! (P).

Baca juga artikel terkait BAHASA INDONESIA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Yulaika Ramadhani