tirto.id - Hendri Satrio Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina berpendapat bahwa peristiwa kecelakaan yang dialami Ketua DPR RI Setya Novanto dapat berimbas pada isu politik daerah.
"Bila kemudian Golkar memutuskan Munaslub dan Setya Novanto diganti kemungkinan ini bisa berimbas pada rekomendasi calon kepala daerah di Pilkada 2018," kata Hendri kepada Antara di Jakarta, Jumat (17/11/2017), seperti dikutip Antara.
Ia berpendapat sebetulnya hal ini ada positifnya karena dapat sekaligus menyeleksi ulang calon kepala daerah yang memang loyal kepada Golkar dan bukan perorangan.
"Calon kepala daerah yang loyal dan siap berjuang untuk Golkar pasti akan merapat kepengurusan baru siapapun ketuanya," jelasnya.
Sehingga, calon kepala daerah yang bukan kader asli Golkar, menurutnya mesti siap-siap angkut koper dari sekarang.
Sebelumnya, Ketua DPR RI Setya Novanto mengalami kecelakaan mobil di kawasan Pertama Hijau Jakarta Selatan saat hendak menuju gedung KPK, Jakarta, Kamis malam (16/11/2017).
Fredrich Yunadi, kuasa hukum Setya Novanto menyatakan kecelakaan kliennya itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
"Beliau mengalami kecelakaan mobilnya tuh hancur, beliau langsung pingsan. Jam 7 lebih," kata Fredrich di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa kliennya itu mengejar waktu ke KPK untuk memberikan keterangan.
"Beliau buru-buru kejar waktu mau secepat mungkin ke KPK untuk beri keterangan apa yang mereka mintakan," tuturnya.
Saat ini, kata dia, Setya Novanto sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Medika Permata Hijau Jakarta Selatan.
"Dokter katakan tekanan darahnya tinggi, 190. Beliau kan ada sejarah vertigo apalagi belakangan banyak tekanan. Beliau belum siuman sudah disuntik," ucap Fredrich.
Berdasarkan potongan video yang beredar di kalangan awak media, tampak mobil Toyota Fortuner warna hitam dengan pelat nopol B-1732-ZLO yang ditumpangi Setya Novanto menabrak tiang dan naik ke atas trotoar.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo