Menuju konten utama

Pengamat Desak Migrasi Kartu Debit Pakai Chip Dipercepat

BI targetkan migrasi kartu debit ke teknologi chip selesai pada tahun 2021.

Pengamat Desak Migrasi Kartu Debit Pakai Chip Dipercepat
Ilustrasi kartu debit berteknologi 'chip'. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

tirto.id - Pengamat Ekonomi Hilmi Rahman Ibrahim mendesak agar target migrasi kartu debit/ATM dari magnetic stripe atau pita magnetik ke teknologi chip dipercepat.

Berdasarkan target BI, migrasi kartu debit ke teknologi chip diharapkan mencapai 30 persen pada 2018. Kemudian pada 2019 ditingkatkan menjadi 50 persen dan pada 2021 ditargetkan seluruh kartu debit sudah menggunakan chip. Menurut Hilmi hal tersebut terlalu lambat karena kejahatan skimming bukan kejahatan baru.

"Karena kejadian ini bukan sewaktu-waktu tapi setiap hari selalu jadi ancaman. Jangan lagi targetnya 2021 tapi pasang target 2018 atau 2019 harus selesai," ucap Hilmi di Hotel Diradja, Jakarta Selatan Selasa(10/4/2018)

"Saya khawatir karena pemasangan chip baru selesai 3 tahun lagi sehingga masih ada korban yang terus bertambah," tambahnya.

Hilmi menilai industri perbankan baik Bank Indonesia ataupun Bank lainnya harus segera mempercepat migrasi tersebut karena berkaitan dengan tingkat kepercayaan masyarakat. Dikhawatirkan jika masyarakat tidak percaya lagi dengan keamanan bank maka mereka bisa menarik uangnya dari bank.

"Perbankan ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat. Ini berbahaya kalo masyarakat tidak percaya bank, lalu menarik uangnya disana maka Bank bisa kolaps dan akan krisis ekonomi,"tambahnya.

Hal berbeda dikatakan Direktur Biro Riset Info Bank Eko Supriyanto. Merujuk pada data tahun 2017 mengenai jumlah kartu debit yang beredar yaitu 161.055.020 dan jumlah ATM yaitu 8.978.019 maka cukup sulit untuk menggantinya dalam waktu 1-2 tahun seperti yang diminta Hilmi.

"Beberapa pihak bank sudah melakukan mitigasi dengan menganti chip. Tapi jika dipercepat seperti tahun 2018 dan 2019 saya rasa pihak bank akan kesulitan pasalnya jumlah kartu debit dan atm hampir ratusan juta," ucap Eko.

Eko percaya jika pihak bank tidak tinggal diam menghadapi skimming sehingga masyarakat tak perlu takut untuk melakukan transaksi di bank.

"Saya mengamati jika setiap tahun pengamanan pihak perbankan semakin ketat. Jadi percayalah jika pihak perbankan sudah lebih waspada dan aware terhadap tindakan skimming sehingga masyarakat tak perlu gelisah" ucapnya.

Baca juga artikel terkait SKIMMING ATM atau tulisan lainnya dari Naufal Mamduh

tirto.id - Teknologi
Reporter: Naufal Mamduh
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Yantina Debora