Menuju konten utama

Penerimaan Negara Januari-Agustus 2019 Mencapai Rp1.189 Triliun

Penerimaan Agustus 2019 kalau dibanding tahun lalu Rp1.152 triliun tumbuh sekiatr 3,2 persen.

Penerimaan Negara Januari-Agustus 2019 Mencapai Rp1.189 Triliun
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (27/7/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

tirto.id - Realisasi penerimaan negara per Agustus 2019 mencapai Rp1.189,28 triliun. Jumlah ini setara dengan 54,93 persen dari target APBN 2019 sebanyak Rp2.165,11 triliun. Nilai ini lebih rendah dari persentase realisasi secara year on year yang mecapai 60,85 persen.

“Pendapatan negara kita mencapai Rp1.189,28 triliun per Agustus 2019 kalau dari tahun lalu Rp1.152 triliun tumbuh sekiatr 3,2 persen,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers di DJP Selasa (24/9/2019).

Penerimaan perpajakan selama Januari-Agustus 2019 tembus Rp801 triliun tumbuh 0,21 persen secara yoy atau setara 50,78 persen dari APBN 2019 Rp1.577,56 triliun. Lalu penerimaan negara bukan pajak tercatat tumbuh 11,59 persen yoy dengan realisasi Rp268.163,80 triliun setara 70,89 persen dari target APBN.

Pajak Penghasilan (PPh) badan realisasinya mencapai Rp155,62 triliun atau 1,1 persen. Lalu PPh orang pribadi realisasinya mencapai Rp8,91 triliun tumbuh 15,4 persen secara yoy.

Sementara itu, penurunan penerimaan terjadi pada sejumlah pos yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri sebanyak --6,47 persen sehingga realisasinya hanya Rp167,63 triliun.

Untuk PPN Impor juga tercatat mengalami kontraksi secara yoy senilai -0,63 persen. Realisasi pada Januari-Agustus 2019 ini mencapai Rp111,22 triliun.

Secara sektoral, pajak dari industri pengolahan mengalami kontraksi secara yoy -4,8 persen. Realisasinya mencapai Rp215,58 triliun. Pajak pertambangan juga sama mengalami kontraksi -16,3 persen dengan realisasi Rp40,21 triliun.

Lalu kontraksi juga dialami oleh konstruksi dan real estate sebanyak -1,3 persen dengan realisasi Rp48,2 triliun. Sisanya masih ada pertumbuhan penerimaan pajak dengan tertinggi di transportasi dan jasa keuangan masing-masing 7,7 persen dan 20,7 persen.

Dari sisi kepabeanan, ada kontraksi pertumbuhan penerimaan sebanyak -5,19 persen secara yoy dengan realisasi bea masuk Rp23,83 triliun. Lalu bea keluar tercatat mengalami kontraksi terbesar yaitu sebanyak -53,25 persen dengan realiasasi Rp2,05 triliun.

Namun, untuk penerimaan cukai, nilainya masih cukup tinggi dengan angka Rp93,12 triliun tumbuh 18,52 persen.

Baca juga artikel terkait PENERIMAAN NEGARA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi