tirto.id - Kebiasaan minum alkohol dan merokok adalah dua hal yang buruk bagi kesehatan. Sebagian orang, bahkan melakukan keduanya secara bersamaan. Minum bir, sembari merokok.
Hal ini tentu adalah gaya hidup yang tidak baik, terlebih jika dilakukan rutin dan secara berlebihan. Atau mungkin bisa dibilang sebagai pencandu.
Jika, Anda berencana ingin menghilangkan kebiasaan tersebut atau menghindarkan diri dari dua aktivitas itu, Anda mungkin bisa mencoba menghentikan salah satunya terlebih dahulu.
Penelitian terbaru pada Desember 2018 yang dipublikasikan oleh Nicotine & Tobacco Research menemukan bahwa, peminum berat yang berusaha berhenti merokok bisa mengurangi penggunaan alkohol juga dapat membantu mereka keluar dari kebiasaan merokok sehari-hari.
Rasio metabolit nikotin peminum berat berkurang ketika mereka mengurangi minum mereka.
Metabolit Nicotin adalah biomarker yang menunjukkan seberapa cepat tubuh seseorang memetabolisme nikotin.
Sarah Dermody, asisten profesor di Oregon State University dan penulis penelitian ini menunjukkan bahwa, penggunaan alkohol dan rokok tersebar luas, dengan hampir 1 dari 5 orang dewasa menggunakan keduanya.
Penggunaan rokok sangat lazim pada peminum berat. Minum adalah faktor risiko mapan untuk merokok, dan merokok adalah faktor risiko untuk minum.
Dermody dan rekan-rekannya di Pusat Ketergantungan dan Kesehatan Mental di Toronto, Kanada, ingin lebih memahami hubungan antara keduanya.
Mereka mempelajari rasio metabolit nikotin, indeks metabolisme nikotin, dalam kelompok 22 perokok harian yang mencari pengobatan untuk gangguan penggunaan alkohol selama beberapa minggu.
"Yang benar-benar menarik adalah bahwa rasio metabolit nikotin bermanfaat secara klinis. Orang-orang dengan rasio yang lebih tinggi memiliki waktu yang lebih sulit untuk berhenti merokok. Mereka juga memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berhasil berhenti menggunakan produk terapi pengganti nikotin," jelas Dermody
Penelitian ini menemukan bahwa ketika laki-laki dalam kelompok penelitian mengurangi minum mereka dari rata-rata 29 minuman per minggu menjadi 7 tingkat metabolisme nikotin mereka juga turun.
Temuan para peneliti ini memberikan bukti lebih lanjut tentang nilai biomarker rasio metabolit nikotin untuk menginformasikan pengobatan bagi perokok yang berusaha berhenti.
"Rasio metabolit nikotin dianggap sebagai indeks yang stabil, tetapi mungkin tidak stabil seperti yang yang kami kira. Dari sudut pandang klinis, itu hal yang positif, karena jika seseorang ingin berhenti merokok, kita mungkin ingin mendorong mereka untuk mengurangi kebiasaan minum mereka," kata Dermody
Obat Berhenti Merokok dan Minum
Dilansir WebMD, salah satu obat yang bisa menghentikan kecanduan dari alkohol dan rokok adalah Chantix. Obat ini dipercaya meningkatkan perasaan mual dan umumnya merasa tidak enak badan setelah minum.
"Itu benar-benar meningkatkan efek negatif dari alkohol, yang akan menangkal efek menyenangkan," kata Emma Childs.
Alasan mengapa obat berefek seperti itu, kata Childs, adalah karena alkohol dan nikotin keduanya dapat memberikan pengaruhnya melalui reseptor yang sama pada sel-sel otak. Chantix memblokir reseptor itu, yang tampaknya menumpulkan beberapa efek fisik alkohol.
Setelah meminum Chantix, orang-orang dalam penelitian ini mampu melakukan beberapa tugas sebaik mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa Chantix memblokir beberapa pengaruh dari alkohol.
Namun, pemakaian Chantix harus dilakukan berdasarkan resep para ahli. Karena Chantix ternyata sedikit meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung.
Editor: Yandri Daniel Damaledo