tirto.id - Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) menemukan tiga ekor sapi asal dari Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) mengidap gejala penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara, Unang Rustanto mengatakan ketigasSapi tersebut ditemukan di daerah Koja.
"Hasil monitoring ditemukan ada tiga ekor dengan gejala klinis PMK. Itu adalah lesi pada gusi pokoknya gusinya, nostril, kaki itu adanya di tempat penampungan atas nama pak Fadil di daerah Tugu," kata Unang kepada wartawan, Jumat (24/6/2022).
Ia menjelaskan, sebenarnya hanya ada satu sapi yang bergejala dan dua sapi lagi yang ada di dekatnya.
"Semua sudah kami isolasi dan sedang menunggu petugas pemeriksa dari Balai Veteriner Subang, Jabar," kata Unang.
Sementara itu, Petugas Pemeriksa Hewan Kurban Suku Dinas KPKP Jakarta Utara, Agus Unarso mengatakan hingga saat ini pihak Sudin KPKP Jakut belum bisa memastikan ketiga sapi tersebut positif terjangkit PMK.
Sebab, sapi tersebut harus melalui pemeriksaan lebih lanjut dari Balai Veteriner Kementerian Pertanian di Subang, Jawa Barat.
“Untuk menyatakan bahwa itu terkena PMK, harus melalui hasil dari uji lab," pungkasnya.
Mengutip dari siagapmk.id, kasus PMK sampai hari Jumat (24/6/2022) pukul 18.45 Waktu Indonesia Barat (WIB) ada sebanyak 252.924 ekor di 19 provinsi dari 216 kabupaten atau kota di Indonesia. Hewan ternak yang sembuh ada 82.124, yang dipotong bersyarat ada 2.339, mati 1.420 ekor, belum sembuh ada 167.041, serta baru 3.174 ekor yang divaksinasi.
Adapun provinsi yang melaporkan kasus PMK tertinggi ada di Jawa Timur (Jatim) yaitu 95.942 kasus, diikuti oleh Nusa Tenggara Barat (NTB) 39.758, Aceh 30.128, Jawa Tengah (Jateng) 28.473, dan Jawa Barat (Jabar) 28.365.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Restu Diantina Putri