tirto.id - Adatnya, Pasar Hewan Imogiri selalu riuh tiap pasaran Legi dalam penanggalan Jawa. Namun hari ini, Selasa Legi (14/1/2025), pasar hewan terbesar di kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sisi selatan itu melompong.
Gerbang masuk Pasar Hewan Imogiri terkunci. Pada muka gerbang dipasangi spanduk bertulis warna merah, "Mulai tanggal 14 sampai dengan 17 Januari 2025, Pasar Hewan Imogiri DITUTUP".
Penutupan pasar imbas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) yang dilaporkan menjangkit sebanyak 322 sapi per hari ini.
Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi, mengatakan bahwa pasar ini biasanya mengakomodisasi sekitar 400-500 pedagang sapi dan kambing. Perputaran uang tiap pasaran Legi, mencapai miliaran rupiah.
"Tapi hari ini tutup, dari tanggal 14-27 Januari 2025. Tutup dua kali pasaran," ujarnya diwawancarai di Pasar Hewan Imogiri.
Agar tidak membuat pedagang kecewa, atau kecele, Turadi mengaku telah menginformasikan penutupan pasar melalui paguyuban.
"Sebelum penutupan kami koordinasi ke Paguyuban Blantik [pedagang perantara di Pasar Hewan Imogiri]. Biar tidak kecele," ucapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, mengkonfirmasi sebanyak 322 sapi terserang PMK. Jumlah kematian sapi mencapai 32 ekor dan dua harus dipotong paksa.
Menilik kasus tersebut, DKPP Bantul pun menutup Pasar Hewan Imogiri. "Harapan kami, dengan penutupan ini akan memutus rantai penyebaran virus PMK," sebut Joko.
Joko membeberkan, keluar masuk ternak di Bantul cukup tinggi. Selain itu, Bantul merupakan lumbung daging untuk kebutuhan di DIY. "Bantul penyuplai kebutuhan daging DIY, 70 persen kebutuhan daging DIY dari Bantul," bebernya.
Pasar Hewan Imogiri jadi tujuan peternak bukan hanya dari DIY, tapi juga ada yang datang dari Pacitan di Jawa Timur dan Wonogiri di Jawa Tengah.
"Pada hari ini juga kami lakukan disinfektan di Pasar Hewan Imogiri," tandasnya.
Penulis: Siti Fatimah
Editor: Anggun P Situmorang