Menuju konten utama

Pemerintah Tak Lagi Bangun Penampungan Sementara Rohingya

Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah tidak akan lagi membangun rumah penampungan sementara bagi pengungsi Rohingya.

Pemerintah Tak Lagi Bangun Penampungan Sementara Rohingya
Sejumlah anak-anak imigran etnis Rohingya berjalan memanggul barang saat terdampar di pantai di kawasan Gampong Baro, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (8/1/2023). ANTARA FOTO/Khalis Surry/Lmo/YU


tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengatakan pemerintah tidak akan lagi membangun rumah penampungan sementara bagi pengungsi Rohingya. Alasannya karena jumlah pengungsi terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Mahfud menuturkan jaringan mafia TPPO sengaja mengirimkan pengungsi etnis Rohingya ke Indonesia untuk kemudian diberangkatkan lagi ke negara lain. Hal itu disampaikan Mahfud usai menghadiri Rembuk Nasional Sahabat Saksi dan Korban untuk Indonesia 2023 di Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/12/2023).

"Ada mafia TPPO-nya, yang kemarin sudah ditangkap. Jadi, mereka sengaja ngajak ke sini (Indonesia), nanti dikirim ke mana-mana. Itu untuk jadi pekerja ilegal, dilarikan dulu ke Indonesia, karena tahu orang Indonesia baik-baik," kata Mahfud dikutip dari Antara.

Dia menuturkan tempat penampungan yang disediakan di berbagai tempat sudah penuh seiring dengan terus bertambahnya jumlah pengungsi etnis Rohingya ke Indonesia. Alasannya, masyarakat lokal, seperti di Aceh, yang hidup berdampingan dengan para pengungsi etnis Rohingya juga sudah menyampaikan penolakan.

"Jadi, penampungan sudah penuh sekarang. Meskipun baik masyarakat lokalnya, seperti Aceh, itu menolak. Sehingga kami (Pemerintah) tidak bangunkan lagi, tetapi pasti demi kemanusiaan (akan) ditolong," jelasnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan pemerintah masih dalam tahap mengkaji terkait pencarian lokasi lain untuk menampung para pengungsi Rohingya.

"Sekarang sudah ditampung sementara, tetapi yang lebih sementaranya, mungkin agak menengah, ini masih dibicarakan, dicari tempatnya, dicari biayanya, dan sebagainya," ujar Mahfud.

Untuk diketahui, Pada pertengahan November 2023 Aceh didatangi lebih kurang 1.084 pengungsi Rohingya. Mereka datang dengan enam gelombang. Tiga di Kabupaten Pidie lalu di Aceh Timur, Bireuen, dan Kota Sabang. Sebagian dari mereka dikumpulkan di tempat penampungan sementara yaitu di bekas kantor imigrasi Kota Lhokseumawe, Aceh. Sebagian lagi mereka dikumpulkan di Kamp Mina Raya. Baru-baru ini tujuh orang pengungsi Rohingya yang semuanya berjenis kelamin laki-laki dikabarkan melarikan diri dari bekas kantor imigrasi Kota Lhokseumawe.

“Kita menduga ketujuh pengungsi Rohingya tersebut melarikan diri,” ungkap Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemko Lhokseumawe, Darius pada Selasa dikutip Antara.

Ketujuh orang pengungsi itu diketahui sudah menghilang dari lokasi penampungan saat petugas membagikan makanan pada Senin, 27 November 2023. Mulanya total pengungsi berjumlah 514 orang, namun setelah dihitung pada saat itu yang berada di lokasi hanya tersisa 507 orang.

Darius menduga, ketujuh pengungsi itu melarikan diri dengan bantuan orang lain. Sebab, kata dia pengungsi Rohingya pasti membutuhkan orang lain untuk pergi karena mereka tidak memahami wilayah di Aceh, mereka juga sulit berkomunikasi karena keterbatasan bahasa.

Baca juga artikel terkait ETNIS ROHINGHYA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin