Menuju konten utama

Pemerintah RI Diprediksi Terus Gaet Cina untuk Berinvestasi

Investasi yang datang dari Cina sering kali menawarkan kemudahaan padahal kenyataannya tak direalisasikan hingga akhir kerja sama.

Pemerintah RI Diprediksi Terus Gaet Cina untuk Berinvestasi
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan (ketiga kanan) berbincang bersama Perdana Menteri China Li Qiang (kiri) saat melintasi gate untuk mencoba kereta cepat di Stasiun Kereta Cepat di Halim, Jakarta Timur, Rabu (6/9/2023). ANTARA/HO-Humas Kemenko Marves/Yanelis Prasenja/wpa/YU

tirto.id - Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy, memprediksi Indonesia bakal terus menggandeng Cina sebagai rekan investasi asing. Hal ini karena Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terus membuka keran kerja sama dengan investor Cina, termasuk yang terbaru membuka pabrik stainless steel.

“Selama Cina masih bisa menjadi salah satu perekonomian utama global maka selama itu pula Indonesia juga akan menggandeng Cina sebagai partner investasi asing,” ucap Yusuf kepada Tirto, Jumat (23/2/2024).

Meski begitu, Yusuf menyoroti bahwa investasi dari Cina kerap kali dihadapkan pada kualitas yang masih dipertanyakan. Misal, contoh kasus investasi dari Cina untuk proyek hilirisasi nikel.

Banyak smelter, menurutnya, memiliki kecelakaan kerja yang tinggi. Bahkan dalam beberapa bulan terakhir, smelter-smelter di Tanah Air mengalami kecelakaan teknis hingga meledak.

Bahkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di bawah PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) yang menggandeng Cina juga mempunyai masalah cost overrun atau pembengkakan biaya.

“Saya kira itu yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia karena seharusnya ketika melakukan tanda tangan kontrak investasi asing segala hal perlu atau sudah dipertimbangkan termasuk di dalamnya potensi hidden cost yang bisa muncul,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, juga senada bahwa investasi yang datang dari Cina sering kali menawarkan kemudahaan padahal kenyataannya tak direalisasikan hingga akhir kerja sama.

Menurut Piter, guyuran investasi dari Cina yang masif juga dikarenakan program hilirisasi terus dinarasikan.

Menko Marves Luhut juga dinilai hanya memiliki jaringan yang cenderung mengarah ke pengusha-pengusaha asal Cina.

“Network yang dikuasai oleh pemerintah sekarang ini, Luhut, lebih banyak pengusaha-pengusaha dari Cina,” ucapnya.

Baca juga artikel terkait INVESTASI CINA atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Bisnis
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Bayu Septianto