tirto.id - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyatakan total impor garam selama 2021 akan mencapai 3,07 juta ton. Angka ini merupakan keputusan rapat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 25 Januari 2021. Impor ini naik 13,88 persen dari impor 2020 yang hanya berkisar 2,7 juta ton garam.
“Jadi kami akan impor, kami lihat sih 3 juta ton rencana impornya,” ucap Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Maritim dan Investasi Safri Burhanuddin dalam diskusi virtual, Rabu (10/3/2021).
Rincian impor 2021 ini terbagi menjadi 646.000 ton garam aneka pangan dan pertambangan. Lalu 2.426.000 ton garam industri atau Chlor Alkali Producer (CAP). Terakhir 5.501 ton garam untuk farmasi, proanalisa, sampai kosmetik.
Menurut data Kemenko Marves, total kebutuhan garam pada 2021 berjumlah 4,67 juta ton sedangkan produksi diperkirakan mencapai 2,1 juta ton. Dengan demikian hanya ada selisih 2,57 juta ton sebagai kebutuhan yang perlu ditambal dengan impor.
Menariknya selisih kebutuhan garam ini diganjar dengan jumlah impor yang lebih besar yaitu 3,07 juta ton alias 20 persen lebih banyak dari selisih produksi-kebutuhan. Soal berlebihnya impor ini, Safri menilai itu wajar karena menurutnya pelaku usaha mungkin saja membutuhkan cadangan stok untuk tahun depan.
“Kenapa impor lebih banyak? Karena itu garam mereka impor bukan hanya kebutuhan tahun berjalan tapi menganggap ada sebagian tahun yang akan datang karena mereka akan menjaga kestabilan stok garam industri,” ucap Safri.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz