tirto.id - Pemerintah membuka peluang untuk membeli vaksin COVID-19 buatan BioNtech-Pfizer. Akan tetapi, pemerintah tetap mengedepankan vaksin Sinovac dan Sinopharm buatan Tiongkok maupun G42.
"Yang pasti ya orientasi pertamanya Sinovac dan Sinopharm ya. Tidak menutup kemungkinan," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Kamis (12/11/2020).
Moeldoko menambahkan, pemerintah juga memikirkan soal teknis perawatan dan pengamanan vaksin. Ia berdalih, pemerintah punya kendala teknis jika membeli vaksin dari Pfizer. Salah satunya, kata Moeldoko, adalah kemampuan Indonesia dalam menjaga vaksin tetap dingin.
"Untuk daerah-daerah seperti kita ini sepertinya akan menghadapi kesulitan karena apa jaring apa yang itu dinginya harus melalui temperatur sehingga nanti pada saat distribusi dari satu wilayah ke wilayah lain akan menghadapi masalah. itu persoalan teknisnya," kata Moeldoko.
Selain itu, pemerintah juga punya peluang membeli vaksin berhasil di luar Pfizer seperti vaksin Eijkman atau pabrik vaksin lain. Akan tetapi, ia memastikan pembelian akan melihat berbagai pertimbangan seperti efekvitias, harga hingga perkembangan teknis.
Seperti diketahui, laporan terbaru uji coba vaksin virus Corona Pfizer menunjukkan hasil sangat efektif hingga 90 persen dalam mencegah COVID-19. Sementara itu, uji klinis vaksin Sinovac dihentikan di Brazil akibat kematian salah satu relawan uji klinis Sinovac.
Terkait dengan kendala vaksin buatan Sinovac, Moeldoko tidak mau berbicara lebih lanjut.
"Saya pikir untuk vaksin saya tidak bisa memberikan penjelasan lebih jauh karena sudah ada yang menangani khusus. Mohon maaf untuk itu biar satu pintu saja akan lebih bagus," kata Moeldoko.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri