tirto.id - Pemerintah akan melakukan transformasi menyeluruh dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Salah satu sasaran utamanya adalah transformasi ekonomi untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan kelas menengah (middle-income trap).
Hal ini diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, pada pidatonya dalam acara Sosialisasi Undang-Undang No.59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 di Gedung Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (19/11/2024).
Transformasi ini diharapkan dapat membawa perekonomian Indonesia terus tumbuh secara rata-rata pada angka 6 hingga 7 persen. Sehingga, apabila target tercapai, Indonesia dapat menjadi negara maju pada 2038-2041.
“Namun, dalam 5 tahun ke depan, Indonesia harus tumbuh 8 persen sesuai arahan Presiden terpilih, Bapak Prabowo Subianto,” ujar Rachmat.
Saat ini, Rachmat mengatakan, Indonesia masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang stagnan para kisaran 5 persen dalam dua dekade terakhir. Hal ini dapat menyebabkan Indonesia terjebak sebagai negara kelas menengah selama puluhan tahun.
Kemudian, kualitas sumber daya manusia (SDM) yang saat ini masih relatif rendah. Kata Rachmat, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia baru mencapai 0,54 persen, angka ini masih jauh tertinggal dibandingkan negara maju.
“Selanjutnya kita juga mengalami persoalan yang dihadapi saat ini seperti stunting yang masih ada. Kematian Ibu, kematian bayi masih tinggi, dan masih perlunya upaya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia,” ujar dia.
Selain itu, pemerintah juga menargetkan tingkat kemiskinan mendekati 0% pada tahun 2045. Hal ini juga pertumbuhan yang diharapkan bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
“Kemiskinan menurun hingga 0,5 sampai 0,8 persen serta ketimpangan yang makin menyempit dan dengan kelompok pendapatan antar wilayah yang menurun,” kata dia.
Oleh karena itu, untuk membawa Indonesia keluar dari middle income trap, Rachmat mengatakan, perlu peningkatan produktivitas sektor ekonomi. Transformasi ekonomi dilakukan melalui lima arah pembangunan.
"Pertama iptek, inovasi dan produktivitas ekonomi dengan berbagai kebijakan struktur sosial dan pengembangan sektor ekonomi terutama industrialisasi, ekonomi biru, ekonomi kreatif dan pariwisata, ekonomi syariah dan modernisasi pertanian. Kedua, penerapan ekonomi hijau. Ketiga, transformasi digital. Selanjutnya adalah integrasi ekonomi domestik dengan menciptakan Domestic Value Chain dan menjadikan Indonesia sebagai Economic Power House, serta pembangunan perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi," jelas dia.
Dalam RPJPN 2025-2045, industrialisasi difokuskan pada sektor prioritas yaitu industri berbasis sumber daya alam untuk memperkuat hilirisasi, industrialisasi dasar, industrialisasi berteknologi tinggi, dan juga industrialisasi yang padat karya. Yakni seperti makanan minuman, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, serta industri kreatif yang saat ini terus didorong.
"Transformasi ekonomi juga diikuti dengan strategi penerapan ekonomi hijau dan transformasi digital untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di tingkat global," tutur Rachmat.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Anggun P Situmorang