tirto.id - Pemerintah memberikan bantuan kepada perajin tahu dan tempe di Indonesia melalui program bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai. Subsidi itu akan diberikan kepada Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) yang nantinya akan dikucurkan melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI).
Pelaksanaan program dilaksanakan selama empat bulan. Mulai 1 April 2022 sampai 31 Juli 2022 dan menyasar anggota KOPTI sesuai data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menjelaskan, kebijakan ini dilakukan sebagai upaya menjaga keberlangsungan usaha. Diharapkan agar bisa meningkatkan minat perajin tahu dan tempe tetap berproduksi.
"Kenaikan harga kedelai internasional masih cukup tinggi. Untuk itu, pemerintah menyepakati penugasan kepada Perum Bulog untuk memberikan bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe melalui Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (KOPTI)," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (29/6/2022).
Oke menuturkan pemberian bantuan penggantian selisih harga kedelai diharapkan akan menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harga kedelai dalam negeri. Khususnya di tingkat perajin tahu dan tempe yang merupakan pengguna terbesar bahan baku kedelai.
Sementara itu, perkembangan harga kedelai internasional sejak Januari 2022 hingga saat ini masih menunjukkan adanya peningkatan harga. Hal tersebut berdampak pada kenaikan harga kedelai di dalam negeri, khususnya di tingkat perajin tahu dan tempe.
Berdasarkan Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu kedua Juni 2022 sekitar USD 17,55/bushels atau setara USD 644 per ton, naik dari kondisi pada awal April 2022 USD 15,59/bushels atau setara USD 572 per ton. Dengan kondisi tersebut, maka landed price diperkirakan berada di kisaran Rp11.483 per kilogram, sementara di tingkat importir Rp12.530 per kilogram.
Berdasarkan laporan Perum Bulog, Tahap I pada periode April 2022 dan Tahap II di periode Mei 2022 telah selesai dilaksanakan dengan jumlah total kedelai yang telah disalurkan sebanyak 28.728 ton di 16 provinsi, sementara saat ini penyaluran Tahap III, periode Juni 2022 masih berjalan.
"Pemberian Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian Kedelai kepada para perajin tahu dan tempe anggota KOPTI diharapkan dapat menjaga keberlangsungan usaha perajin tahu dan tempe sehingga dapat terus menjalankan produksi sebagaimana biasanya," ungkapnya.
Oke berharap seluruh pemangku kepentingan mendukung pelaksanaan pemberian bantuan selisih harga pembelian kedelai sehingga, program ini dapat berjalan dengan baik. Kemudian bisa memperhatikan aspek akuntabilitas dan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik, serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Di sisi lain, pelaksanaan program ini diharapkan dapat mendorong penguatan kelembagaan bagi KOPTI, sehingga dapat berperan aktif dalam membantu dan memastikan penyaluran kedelai sampai kepada anggotanya. Oke juga mengimbau kepada perajin tahu dan tempe agar berkoordinasi dengan KOPTI setempat dan kementerian terkait untuk mendapatkan penyaluran kedelai dari Perum Bulog.
"Pemerintah berharap dengan adanya penugasan ini, industri tahu dan tempe nasional dapat meningkatkan gairah berproduksi, sehingga tahu dan tempe selalu tersedia di masyarakat sebagai pilihan sumber protein dengan harga terjangkau," ungkapnya.
Sementara itu, dia menjelaskan pemenuhan pasokan kedelai nasional saat ini masih bergantung pada pasokan dari negara lain mengingat produksi di dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan kedelai secara nasional. Untuk itu, Kemendag mendukung adanya rencana pemerintah memenuhi pasokan kedelai dari dalam negeri melalui perluasan tanam kedelai sehingga nantinya produksi kedelai dari dalam negeri dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Intan Umbari Prihatin