tirto.id - Kementerian Perdagangan akan memberikan subsidi pada 200 ribu ton kedelai impor agar harganya terjangkau oleh para pengrajin tahu dan tempe. Harga kedelai impor yang biasanya digunakan para pengrajin sudah mengalami kenaikan sejak awal tahun 2022 hingga saat ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menjelaskan, subsidi yang diberikan untuk kedelai jadi solusi atas naiknya harga kedelai impor yang saat ini suplai dunianya terbatas imbas produksi tak optimal dan permintaan konsumsi dari negara lain meningkat.
"Kami sudah koordinasi dengan importir untuk pastikan kedelai dan harganya sudah Rp12 ribu di perajin dan subsidi harga melalui Bulog sebanyak 200 ribu ton per bulan dengan selisih harga Rp1.000 per kg," kata Oke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (30/3/2022).
Skema yang diberikan nantinya oleh pemerintah adalah, jika harga kedelai tengah tinggi yaitu Rp12.500 sampai Rp13 ribu/kg maka akan disubsidi Rp1.000/kg oleh pemerintah. Sehingga perajin hanya membayar sekitar Rp11.500/kg.
Nantinya, kedelai impor yang sudah disubsidi pemerintah akan didistribusikan pejualannya oleh Bulog kepada 150 ribu perajin tempe dan tahu.
"Kedelai ini memang menyangkut 150 ribu usaha perajin tahu tempe," kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifudin menjelaskan, rencana tersebut sudah masuk tahap realisasi distribusi. Rencananya, kedelai impor subsidi itu akan sampai ke perajin pada awal April 2022.
“Minggu depan ini awal April ini sudah dikirim. Targetnya empat bulan, April sampai Juli. Mudah-mudahan sudah Juli enggak naik lagi ya, empat bulan kemudian harganya bisa lebih stabil,” jelas dia kepada Tirto, Kamis (31/3/2022).
Sebelumnya, harga kedelai impor sejak awal tahun mengalami kenaikan. Kementerian perdagangan pernah memberikan statmen bahwa naiknya harga kedelai dunia saat ini disebabkan tingginya konsumsi di beberapa negara asia termasuk Cina.
"Di Cina itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan Cina itu makan kedelai," kata Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melansir Antara, Jumat (18/2/2022).
Selain itu permasalahan lain yang membuat kedelai impor naik adalah kendala cuaca. Kedelai mengalami permasalahan panen imbas cuaca buruk El Nina di negara importir kedelai yaitu di kawasan Amerika Selatan.
"Jadi permasalahan kedelai di Indonesia yang harganya belakangan ini naik karena adanya beberapa permasalahan dan terjadinya El Nina di Argentina," jelas dia.
Untuk harga kedelai sendiri mengalami kenaikan dari sebelumnya 12 dolar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dolar per gantang. Pihaknya saat ini tengah mempersiapkan beberapa langkah terkait permasalahan tersebut.
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahunnya adalah 3 juta ton, sementara budi daya dan suplai kedelai dalam negeri hanya mampu 500 hingga 750 ton per tahunnya.
Sementara untuk menutupi kebutuhan nasional akan kedelai itu, pihaknya kemudian melakukan impor dari beberapa negara seperti negara dari kawasan Amerika Selatan tersebut.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri